Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Akhirnya Kongo Mulai Lakukan Vaksinasi Pertama untuk Atasi Mpox

Foto : ANTARA/Anadolu

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC Afrika) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (6/9/2024) meluncurkan rencana benua tersebut untuk memperkuat respons terhadap wabahmpox. Inisiatif yang diumumkan di Kinshasa, Republik Demokratik Kongo, ini berfokus pada peningkatan pengawasan, diagnostik laboratorium, dan upaya vaksinasi untuk menekan penyebaran penyakit tersebut.

A   A   A   Pengaturan Font

Moskow - Republik Demokratik Kongo memulai vaksinasi pertama untuk melawan penyakit mpox, kata departemen regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Sabtu (5/10).

Pada Agustus tahun ini, WHO menyatakan wabah cacar monyet itu di Afrika sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.

"Hari ini, Republik Demokratik Kongo memulai vaksinasi #mpox... untuk pengendalian wabah ... dan melindungi nyawa. Vaksinasi akan memprioritaskan petugas kesehatan, responden garis depan, kontak kasus yang dikonfirmasi, dan kelompok berisiko lainnya," kata WHO Afrika melalui X.

Republik Demokratik Kongo mencatat lebih dari 30.590 kasus mpox, serta lebih dari 980 kematian selama 2024.

Pada September, gelombang pertama vaksin cacar monyet, Nordik Bavaria, yang diberikan oleh departemen Komisi Eropa untuk Kesiapsiagaan Darurat Kesehatan (HERA), mulai berdatangan di negara Afrika tersebut.

Cacar monyet adalah penyakit menular langka yang dapat menular antarmanusia.

Cacar monyet biasanya merupakan penyakit ringan yang dapat sembuh dalam beberapa minggu, tetapi beberapa orang mungkin mengalami komplikasi.

Gejala awal cacar monyet meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, menggigil, dan kelelahan.

Ruam dapat muncul, sering kali dimulai di wajah dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top