Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Sejarah Timur Tengah

Akhemeniyah, Kekaisaran Multikultur di Iran Kuno

Foto : afp/ Sarah LAI
A   A   A   Pengaturan Font

Di wilayah Iran kini dahulu pernah menjadi pusat bagi Kekaisaran Akhemeniyah atau Kekaisaran Achaemenid. Kerajaan ini didirikan oleh Cyrus Agung dari Dinasti Akhemeniyah pada 550 SM yang menganut sistem pemerintahan multikulturalisme yang damai dan stabil.

Di wilayah Iran kini dahulu pernah menjadi pusat bagi Kekaisaran Akhemeniyah atau Kekaisaran Achaemenid. Kerajaan ini didirikan oleh Cyrus Agung dari Dinasti Akhemeniyah pada 550 SM yang menganut sistem pemerintahan multikulturalisme yang damai dan stabil.

Kekaisaran Akhemeniyah adalah kerajaan terbesar yang pernah ada di dunia pada masanya. Luasnya mencapai 5,5 juta kilometer persegi terbentang dari Balkan dan Mesir di barat, Asia barat sebagai basisnya, sebagian besar Asia tengah di timur laut, dan sebagian Asia selatan di Lembah Indus di India utara.

Pusat Kekaisaran Akhemeniyah berada di sebelah timur Pegunungan Zagros yang menempati dataran tinggi yang membentang menuju India. Ketika Mesir bangkit, kerajaan itu melawan Hyksos, karena terdesak gelombang suku penggembala dari utara Laut Kaspia itu mengalir ke wilayah ini dan menyeberang ke India.

Pada saat Asyur membangun kerajaan baru mereka, gelombang kedua telah meliputi seluruh wilayah antara Zagros dan Hindu Kush. Beberapa suku menetap, yang lain mempertahankan gaya hidup semi-nomaden. Inilah orang-orang Iran dahulu.

Seperti semua masyarakat nomaden yang tidak memiliki polisi dan pengadilan, kode kehormatan merupakan hal yang penting bagi suku-suku Iran kuno dan keyakinan agama mereka berbeda dengan keyakinan agama masyarakat petani. Ketika para petani di Mesir dan Mesopotamia telah mengubah dewa-dewa alam menjadi penjaga kota, orang-orang Iran mulai menyaringnya menjadi beberapa prinsip universal.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top