Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Adventus 2017 Merevitalisasi Nilai Pancasila

A   A   A   Pengaturan Font

Judul : Panduan Adven Lingkungan
Penulis : FX Sugiyana, Pr
Penerbit : Komisi Kateketik KAS
Cetakan : November, 2017

"Saudara-saudara terkasih, saat ini kita telah memasuki masa Adven. Masa ketika menantikan sekaligus mempersiapkan diri menyambut kelahiran Yesus. Selama Desember ini, kita mempersiapkan diri agar semakin pantas menyambut kehadiran Kristus Sang Penyelamat. Kita menyelenggarakan aneka persiapan pribadi maupun bersama. Tentu persiapan matang lahir dan batin. Kita menyongsong-Nya dengan rupa liturgis maupun kateketis," kata FX Sugiyana, Pr (hlm 5).

Sekapur sirih ini menabuh gong katolisitas untuk berbenah secara liturgis dan kateketis. Liturgis sudah jamak dijadikan tata seremonial, sedangkan rohnya adalah kateketis. Buku ini berjiwa secara kateketis, persiapan berhubungan dengan pendalaman iman bersama baik dalam komunitas teritorial maupun kategorial. Sudah menjadi kebiasaan setiap tahun bahwa umat Katolik diajak bersamasama bersarasehan dan berbagi pengalaman iman selama masa Adven.

Tajuk Adven Keuskupan Agung Semarang (KAS) 2017 adalah "Dalam Terang Iman, Menghidupi Nilai-Nilai Pancasila." Tema ini dipilih sebagai bagian dari kerangka Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang yang mencita-citakan terwujudnya peradaban kasih di Indonesia. Wujud adab kasih ini atas rekomendasi dan tindak lanjut Studi DKP KAS pada 12-15 Juni 2017. Rekomendasi mengetuk palu betapa penting mengangkat spirit kebangsaan dan kebinekaan. Disadari pula betapa urgen umat Katolik untuk memperjuangkan kembali nilai-nilai Pancasila dalam hidup menggereja dan memasyarakat.

Bukankah adab dan etiket kasih secara nasional sudah tercabik primordialisme dan politik tak beretika? Lalu, sanggupkah kita merawat nilai-nilai Pancasila secara imani? Empat tema besar sarasehan yang diikat lima sila Pancasila diunggah sebagai penghela revitalisasi nilai. Ini kebetulan selaras dengan kondisi karakter bangsa yang telanjur chaos demi pencitraan intoleran saat ini.

Sarasehan pertama memperdalam sila pertama: hargai dan ciptakan harmoni antarpemeluk agama dan kepercayaan. Markus (9:38-40), Yesus menunjukkan sikap toleran terhadap sesama yang tidak segolongan. Markus menunjukkan sikap Yesus yang memperluas wawasan Yohanes dkk untuk terbuka kepada sesama yang berbeda pandangan hidup dan keyakinan. Yesus mengajak para murid-Nya untuk memahami keberagaman.

Kedua membahas nilai sila kedua dan kelima. Sila-sila ini mengajak mengedepankan secara pribadi, kelompok maupun bersama-sama menjunjung nilai kemanusiaan dan memperjuangkan keadilan setiap orang. Ada kisah Juan Jose Aguirre Munoz (seorang uskup) dan Norodin Alonto Lucman (seorang muslim) yang menolong korban pertikaian tanpa memandang agama dan etnis. Berita ini menjadi viral kesadaran akan pentingnya martabat manusia dan rasa keadilan (hlm 22).

Pertemuan ketiga memperdalam sila ketiga dan keempat. Kita menyikapi pluralitas dengan dialog lintas iman, bekerja demi tujuan kesejahteraan umum. Popularitas gugur gunung memberi arti penting kerja sama. Kampung masih mentradisikan gotong- royong, misalnya, angkat rumah di Suku Bugis, Helem Foi Kenambai Umbai (Papua), Ammossi (Sulawesi Selatan), gugur gunung (Yogyakarta), dan masih banyak istilah lain.

Perjumpaan terakhir menantikan Yesus yang akan datang dengan kesediaan untuk meneladan Dia dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila yang sejalan dengan nilai-nilai Injili. Lukas 1:46-56, setelah pewartaan malaikat kepada Maria bahwa dia akan mengandung Yesus, Maria merespons dengan mengunjungi sepupunya, Elizabet. Dalam kunjungan itu anak dalam kandungan Elizabet melonjak kegirangan. Ketika peristiwa ini dikabarkan kepada Maria, ia menyanyikan Kidung Magnificat (Pujian) sebagai balasannya (hlm 43). Dalam semangat Adventus, seperti Maria Bunda Yesus, kita diajak untuk memandang Pancasila sebagai kode etik bangsa.Diresensi Anton Suparyanta, Alumnus FIB UGM

Komentar

Komentar
()

Top