Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Peluang Lapangan Kerja

Ada Potensi Bisnis Baru yang Signifikan di RI

Foto : ANTARA/AGATHA OLIVIA VICTORIA

Partner and Leader of Leap by McKinsey in Southeast Asia, Vivek Lath

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Lembaga riset McKinsey & Company melihat terdapat potensi pembangunan bisnis baru yang signifikan di Indonesia. Potensi tersebut berdasarkan beberapa hal yaitu Indonesia merupakan tanah yang memiliki banyak peluang dan anugerah yang signifikan.

"Jika Anda berpikir tentang basis konsumen yang besar, memikirkan terkait dengan keberlanjutan, jaringan untuk keberlanjutan usaha, dan jumlah mineral yang besar," ungkap Partner and Leader of Leap by McKinsey in Southeast Asia, Vivek Lath dalam Virtual Media Roundtable yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis (8/12).

Seperti dikutip dari Antara, Vivek mengatakan saat ini banyak perusahaan meluncurkan bisnis baru di berbagai segmen. Banyak pemain lama pun meluncurkan hal yang serupa terkait dengan energi terbarukan.

Demikian pula banyak petahana tradisional yang meluncurkan bisnis digital, sehingga pembangunan bisnis di Indonesia cukup memimpin di kawasan dan ada banyak perusahaan yang diluncurkan.

Senior Partner and Leader of Leap by McKinsey in Asia, Nimal Manuel, menambahkan, perusahaan dari segala jenis mulai dari keluarga konglomerat, organisasi swasta yang lebih kecil, hingga perusahaan milik negara berinvestasi secara material ke dalam pembangunan usaha baru di Indonesia.

Meski begitu, Nimal mengingatkan terdapat tantangan potensi resesi global yang kemungkinan mempengaruhi bisnis di Tanah Air.

"Jika mereka terkendala maka kemampuan berinvestasi akan turun. Jadi yang kami temukan adalah perusahaan mulai melakukan dua hal secara bersamaan," ucap Nimal.

Efisiensi Bisnis

Menurutnya, dua hal tersebut yaitu efisiensi dalam bisnis inti serta pembangunan usaha baru sehingga setelah dialihkan ke yang lain dapat membebaskan sumber daya untuk berinvestasi.

Sebelumnya, Senior Consultant Supply Chain Indonesia (SCI), Sugi Purnoto memprediksi bisnis logistik dapat tumbuh sampai dengan 10 persen -20 persen persen menjelang akhir tahun 2022.

SCI juga memprediksi kontribusi sektor ini pada PDB akan berada di titik 699,1 triliun rupiah pada 2022.

"Faktor pemicunya adalah sudah selesainya masa karantina atau pandemi sehingga pergerakan ekonomi berjalan kembali normal," ujarnya.

Salah satu industri yang mendorong pertumbuhan logistik di 2022 adalah FMCG. Menurutnya, pertumbuhan di sektor logistik ini didorong oleh kebutuhan barang-barang kebutuhan pokok. Selain itu, juga didorong adanya pertumbuhan di industri otomotif, ekspor, dan import.

"Ini didorong oleh kebutuhan pokok ketika Lebaran kemarin, Natal, dan Tahun baru juga akan mendorong pertumbuhan di sektor ini," ungkapnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top