Jumat, 07 Feb 2025, 20:20 WIB

Ada Jatah Ormas Bikin Investor Ogah ke RI

Peneliti Ekonomi Celios Nailul Huda mengatakan, di Indonesia bukan hanya ormas yang lakukan pungutan liar tetapi juga birokrasi

Foto: istimewa

JAKARTA-Peneliti Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda mengatakan, ini bukti masalah utama investasi. Bukan di tenaga kerja, tetapi dari pengutan tidak perlu seperti pungutan ormas dan lain sebagainya.

"Pungutan seperti ini yang membuat biaya investasi di Indonesia menjadi mahal,"tegas Huda menanggapi keluhan pelaku usaha kawasan industri.

Ketika mahal paparnya, investor malas datang ke Indonesia. Bukan hanya ormas yang minta uang preman, tetapi birokrasi juga masih terjadi. Padahal kawasan industri perlu tenant untuk mengisi kawasan mereka. 

Jikapun dilibatkan ke dalam proses produksi, kualitas sumber daya manusia-nya (SDM) jauh dari kualifikasi minimal yang dibutuhkan. 

"Ini seharusnya jadi perhatian pemerintah untuk bisa meminimalkan terjadi pemerasan yang dilakukan preman-preman ormas ini. Apalagi ketemu investor yang dari luar negeri, “jatah” ormas akan semakin tinggi,"ungkap Huda

Diketahui, Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia menyatakan mengalami kerugian hingga ratusan triliun rupiah akibat investasi yang batal dan keluar dari kawasan industri dampak dari premanisme organisasi kemasyarakatan (ormas).

 "Kalau dihitung semuanya, 'ngitungnya bukan cuma yang keluar, tapi yang nggak jadi masuk juga. Itu bisa ratusan T (triliun rupiah)," kata Ketua Umum HKI Sanny Iskandar, ditemui usai dialog optimalisasi kawasan industri, di Jakarta, Kamis (6/2).

Menurutnya, ormas tersebut menyebabkan gangguan keamanan, karena masuk ke kawasan industri untuk melakukan demonstrasi. Sanny menyebut, biasanya ormas tersebut meminta diikutsertakan dalam proses pembangunan ataupun aktivitas pabrik.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan: