Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Industri Otomotif

Deras, Penjualan Lahan Jabodetabek

Foto : ANTARA/Fakhri Hermansyah

Sejumlah mobil baru terparkir di halaman pabrik otomotif di Bojongmangu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (27/2). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan penjualan mobil di Indonesia pada tahun ini bisa meningkat menjadi 1,1 juta unit dari sebelumnya 1 juta unit.

A   A   A   Pengaturan Font

BEKASI - Dengan semakin banyaknya industri otomotif yang beroperasi di tanah air, ternyata berimbas pada derasnya penjualan lahan di Jabodetabek. Pada kuartal pertama tahun ini saja ada 183 hektare yang dijual untuk lahan industri otomotif.

"Penjualan lahan industri di Jabodetabek pada kuartal kedua tahun 2024 meningkat. Ini didominasi permintaan dari perusahaan sektor otomotif yang terkait dengan pabrik kendaraan listrik," jelas Direktur Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia, Arief Rahardjo dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (25/7).

Dia menyebut total transaksi penjualan tanah industri selama kuartal kedua tahun 2024 tercatat 183 hektare. Angka ini meningkat 184 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Sementara itu, total transaksi penjualan tanah yang tercatat hingga semester I 2024 mencapai 247 hektare .

Angka ini diperkirakan akan terus bertambah hingga akhir 2024. Hal tersebut didorong oleh banyaknya permintaan aktif dari perusahaan asing yang berencana mendirikan pabrik di Indonesia.

"Sektor otomotif yang terkait kendaraan listrik mendominasi penjualan sekitar 70 persen dari keseluruhan transaksi lahan pada semester pertama tahun 2024," jelas Arief. Hal ini menunjukkan tren pertumbuhan bisnis industri kendaraan listrik di Indonesia cukup baik.

Arief menambahkan, pasokan lahan industri di wilayah Jabodetabek tetap sama seperti kuartal sebelumnya. Angkanya mencapai 16.628 hektare. Hal ini karena tidak ada pasokan lahan industri baru yang masuk ke pasar selama kuartal II 2024.

Dia menyebut bahwa kawasan industri tetap fokus mempromosikan pasokan lahan yang sudah ada kepada pembeli potensial. Ekspansi pasokan lahan industri di masa mendatang diperkirakan akan berasal dari kawasan industri sepanjang koridor timur: Bekasi, Karawang, dan Subang.

Kemudian, tingkat okupansi rata-rata gudang yang disewa di area Jabodetabek pada bulan Juni 2024 menurun 0,10 persen dibandingkan kuartal sebelumnya menjadi 86,20 persen. Meski demikian, pasar pergudangan tetap kompetitif dengan terus bertambahnya pasokan baru. Pola permintaan diperkirakan akan tetap serupa. Permintaan utamanya berasal dari sektor otomotif dan logistik yang didorong oleh aktivitas e-commerce.

Rumah Tapak

Sementara itu, permintaan pasar terhadap perumahan tapak di Jabodetabek juga terus meningkat pada paruh pertama tahun 2024. Permintaan didominasi segmen menengah (1 miliar sampai 1,7 miliar). Segmen ini berkontribusi sebesar 29,5 persen terhadap total permintaan.

Arief Rahardjo menuturkan, segmen atas dan menengah atas, masing-masing menyumbang 25,8 persen dan 25,5 persen dari total unit yang terjual paruh pertama tahun ini. Rata-rata penyerapan untuk setiap perumahan 13,6 unit per bulan. Data ini turun 30 persen secara tahunan (yoy).

Tangerang memimpin dengan rata-rata penyerapan tertinggi. Rata-rata 15 unit/bulan. Kemudian, disusul Bekasi 14 unit/bulan." Penurunan penyerapan tidak berarti adanya penurunan daya beli pasar. Sebab memang pasokan semester ini lebih sedikit dibanding semester lalu," jelasnya.

Meskipun tingkat rata-rata penyerapan bulanan per perumahan turun, data menunjukkan bahwa rata-rata nilai transaksi per unit naik menjadi 2,45 miliar. wid/Ant/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top