720 Bangku Daur Ulang Diserahkan untuk 72 SD
Seremoni penyerahan 5.000 bangku daur ulang ulang untuk SD Lenteng Agung 09 Jakarta pada hari Jumat (29/11).
Foto: Haryo BronoJAKARTA – Sebagai bagian dari komitmen berkelanjutan terhadap lingkungan, PT Nestlé Indonesia mendistribusi 5.000 bangku daur ulang dari sampah plastik untuk sekolah dasar (SD). Dengan bahan plastik pasca konsumsi bangu ini didistribusikan ke Sekolah Dasar di berbagai daerah di Indonesia.
Untuk tahap awal, 720 bangku daur ulang akan didistribusikan ke 72 SD di DKI Jakarta, Kabupaten Pringsewu, Kabupaten Tanggamus, Kota Bandar Lampung, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Karawang. Dalam kegiatan itu turut diselenggarakan sesi edukasi untuk para siswa tentang pentingnya melakukan pengurangan dan pemilahan sampah di sekolah.
Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia Samer Chedid menuturkan, program distribusi bangu daur ulang diharapkan dapat mendukung Gerakan Sekolah Sehat (GSS) yang diusung Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI. Dalam pilar Sehat Lingkungan menekankan pentingnya gerakan Reduce, Reuse, Recycle (3R) selain mendukung program pengelolaan sampah.
- Baca Juga: Sambut Imlek Merek Molis Tawarkan Diskon 5 Juta Rupiah
- Baca Juga: Tua Disebabkan Pemendekan Telomer
Chedid menambahkan, pengelolaan sampah telah menjadi aspek penting yang sangat erat kaitannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Oleh karena itu, dengan memberi edukasi kepada anak-anak sejak dini menjadi langkah krusial untuk membangun kesadaran lingkungan yang berkelanjutan.
Melalui program ini, Nestlé berharap dapat menginspirasi para siswa dan guru untuk turut berperan aktif menjaga lingkungan. Ini dapat diawali dengan menanamkan rasa tanggung jawab terhadap pengelolaan sampah.
“Salah satu langkah awal yang dapat mulai diterapkan adalah mendorong setiap siswa untuk mengumpulkan dan memilah sampah plastik, yang kemudian dapat dikumpulkan untuk diolah menjadi produk daur ulang, seperti bangku atau barang bermanfaat lainnya,” katanya di SN Lenteng Agung 09, Jakarta pada hari Jumat (29/11).
Dalam distribusi program bangku sekolah daur ulang Nestlé berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan yang peduli pada isu sampah. Mereka adalah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Sahabat Lingkungan, TPS3R Baraya Runtah, SWI, maupun mitra pelapak dan pendaur ulang.
Ketua KSM Sahabat Lingkungan Hendro Wibowo membagikan perjalanan kerja sama dengan PT Nestlé Indonesia sejak 2019. Perusahaan telah bekerja sama dengan kami secara berkelanjutan untuk mendukung upaya terciptanya ekonomi sirkular di tengah masyarakat.
“Pada 2021, kami bersama dengan Pemerintah Kabupaten Karawang membangun fasilitas TPS3R Baraya Runtah di desa Sukaluyu, Jawa Barat. Kegiatan operasional di TPS3R yaitu pengumpulan pemilahan, hingga pelaksanaan daur ulang sampah saat ini dapat mencapai kapasitas hingga 3 ton per hari,” kata dia.
Fasilitas tempat pengolahan sampah ini juga menciptakan 25 lapangan kerja bagi penduduk setempat dengan mendukung 4.500 rumah tangga dan usaha daerah setempat. Untuk program distribusi bangku sekolah daur ulang ini, sampah-sampah yang kami kumpulkan akan dilebur menjadi balok plastik dan dijadikan kerangka bangku.
Setiap kerangka bangku terbuat dari ± 25 kg sampah plastik sachet dan flexible, dari sampah rumah tangga yang dikelola di TPS3R Baraya Runtah di Karawang maupun sampah yang diperoleh dari mitra pelapak. Sampah yang dikumpulkan dari kedua lokasi tersebut akan dilebur oleh Abbas Plastindo menjadi balok plastik untuk dijadikan kerangka. Adapun alas duduk terbuat dari papan bekas peti.
Direktorat Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia Agus Supriyanto menyampaikan, langkah tersebut merupakan upaya untuk meminimalkan sampah yang harus dibuang dengan memanfaatkannya menjadi barang baru yang berguna. Kementerian Lingkungan Hidup mengapresiasi kolaborasi dari berbagai pihak yang telah menciptakan terobosan seperti ini, mengubah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat.
“Kami mendorong semua produsen yang menggunakan kemasan untuk turut bertanggung jawab atas pengelolaan sampahnya, tidak hanya membiarkannya berakhir di tempat pembuangan. Selain itu, kami juga mengajak masyarakat untuk menjalankan gaya hidup minim sampah, seperti menghindari penggunaan plastik sekali pakai, membawa kantong belanja sendiri, menghabiskan makanan, memilah sampah dari rumah, hingga mengolah sampah organik menjadi kompos,” katanya.
Kepala Kemitraan Gerakan Sekolah Sehat Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia Catur Budi Santoso, S.E, M.Ak menyampaikan, pihaknya memandang perlu untuk terus melakukan berbagai upaya dalam menggaungkan kampanye GSS kepada masyarakat, terutama kepada satuan pendidikan.
“Dalam kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada PT Nestlé Indonesia bersama mitranya SPEAK Indonesia yang telah berperan dalam program pendistribusian bangku daur ulang sampah plastik dan juga edukasi kepada siswa dan guru tentang pentingnya tata kelola sampah agar tidak mencemari lingkungan,” ujarnya.
Berita Trending
- 1 Setelah Trump Ancam Akan Kenakan Tarif Impor, Akhirnya Kolombia Bersedia Terima Deportasi dari AS
- 2 Diancam Trump, Kolombia Akhirnya Bersedia Terima Penerbangan Deportasi dari AS
- 3 Korban Mutilasi Cantik dan Seksi, Polisi Periksa Hotel di Kediri
- 4 Diprediksi Berkinerja Mocer 2025, IHSG Sepanjang Tahun Ini Menguat 1,22 Persen
- 5 Gerak Cepat, Polisi Temukan Potongan Kaki Korban Mutilasi di Ponorogo
Berita Terkini
- Korban Kebakaran Pesawat di Busan Bertambah Jadi 7 Orang
- Akhirnya AP Indonesia Pastikan Akses Menuju Bandara Soetta Kembali Normal
- Ratusan Orang di Rorotan Diungsikan Memakai Truk Peti Kemas
- Gempa Bumi Magnitudo 5,1 Kembali Guncang Kolaka Timur
- Yang Mau Naik Busway Simak Ini, Transjakarta Rekayasa Rute Terkait Banjir di Sebagian Jakarta