Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

6 Pasien Anak Gagal Ginjal di DIY Tertua Berusia 13 Tahun dan Paling Muda 7 Bulan, Kadinkes: Kalau Ringan, Cuci Darah Satu Dua Kali Sembuh

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie mengatakan kondisi 6 pasien anak yang terkena gagal ginjal akut yang sudah sembuh, saat ini kondisi ginjalnya sudah normal. Karena bagi kondisi ringan melakukan cuci darah satu atau dua kali saja, sudah bisa sembuh. Namun segala antisipasi harus tetap dilakukan untuk menghindari terjadinya kerusakan pada ginjal.

"Kalau ringan, di HD (cuci darah) satu kali, dua kali sembuh. Tapi kalau sudah telat, dikhawatirkan terjadi kerusakan pada ginjalnya. Kondisi yang dirawat di (RSUP) Sardjito sekarang stabil, masih terkontrol. Untuk usia pasien di DIY, paling tua 13 tahun, paling muda 7 bulan. Pada anak, sebaiknya secara berkala mengecek urin begitu ada gejala ISPA," jelas Pembanjun dalam rilis Humas Pemda DIY yang diterima redaksi Kamis (20/10).

Sebagai informasi, saat ini Kementerian Kesehatan RI telah mengimbau masyarakat untuk tidak dulu mengkonsumsi obat sirup yang mengandung paracetamol. Para tenaga kesehatan dan apotek juga diimbau untuk tidak meresepkan obat yang sama. Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie mengatakan, jika hal tersebut memang imbauan dari pusat, tentu harus dilakukan sama-sama.

"Ya kalau itu edaran atau itu perintah dari pusatyamari kita lakukan sama-sama. Tapi memang kan ini masih dalam penelitian. Supaya tidak bertambah banyak lagi kasusnya, untuk sementara kita lebih berhati-hati lagi. Bila anak di bawah 18 tahun demam kemudian panas, sebaiknya untuk menurunkan demamnya dikompres saja terlebih dahulu, kemudian banyak asupan air," ungkapnya.

Dikatakan Pembajun, jika tindakan tersebut belum mampu menurunkan demam dan panas pada anak, masyarakat bisa segera menuju fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapat pertolongan awal. Tapi jika gejala yang dialami sudah lebih dari demam bahkan mengalami gejala awal gagal ginjal akut, yakni jumlah urin berkurang, sebaiknya pasien langsung dibawa ke fasyankes.

"Semua fasyankes sudah diperintahkan oleh Kementerian Kesehatan RI untuk lebih berhati-hati jika ada pasien yang memiliki gejala gagal ginjal akut. Seluruh fasyankes diminta menambahkan satu pemeriksaan labaratorium," imbuhnya.

Terkait penarikan obat dari peredaran, menurut Pembajun, hal itu menjadi kewenangan BPOM. Dan Pembajun kembali mengungkapkan kasus gagal ginjal akut 'misterius' yang terjadi di DIY jumlahnya belum bertambah. Dari 13 anak yang terdeteksi mengalami gagal ginjal akut 'misterius' ini, 5 anak meninggal dunia, 2 anak sembuh dan 6 anak sedang dalam perawatan di RSUP Dr. Sardjito.


Redaktur : Eko S
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top