Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

6 Fakta Gempa Turki dan Suriah: Penyebab Sampai Kabar WNI

Foto : AP/Ghaith Alsayed

Seorang pria membawa jenazah korban gempa di desa Besnia dekat perbatasan Turki, provinsi Idlib, Suriah, Senin, 6 Februari 2023.

A   A   A   Pengaturan Font

Sebanyak 4.000 orang dilaporkan meninggal dunia akibat gempa bumi berkekuatan 7,8 yang mengguncang perbatasan Turki dan Suriah pada Senin (6/2), menjadikannya sebagai salah satu gempa paling kuat yang melanda kedua negara dalam hampir satu abad.

Mulai dari jenis gempa hingga bantuan Internasional, berikut sejumlah fakta gempa bumi di Turki dan Suriah yang telah dirangkum Koran Jakarta:

Lokasi dan Waktu Gempa

AP Graphics

Dinas Survei Geologi AS (USGS) melaporkan gempa hari Senin (6/2) terjadi pukul 04.17 pagi, waktu setempat atau 08.17 WIB, dengan pusat gempa di Kahramanmaras, Provinsi Gaziantep.

"Gempa pertama terjadi pada pukul 04.17 (0117 GMT) pada kedalaman sekitar 18 kilometer di dekat Kota Gaziantep, Turki," lapor USGS. Sementara itu lembaga geologi Denmark mengatakan getaran dari gempa utama mencapai pantai timur Greenland, sekitar delapan menit setelah gempa melanda Turki.

dari ibu kota provinsi itu yang juga bernama Gaziantep.

Jenis Gempa

Melansir The Associated Press, para peneliti mengatakan gempa bumi yang terjadi pada Senin (6/2) terjadi di daerah seismik aktif yang dikenal sebagai zona sesar Anatolia timur.

Berdasarkan arah pergerakan batuan terhadap bidang sesar dan Gaya yang menjadi penyebab sesar, gempa Turki dan Suriah diklasifikasikan sebagai strike-slip, di mana dua lempeng tektonik meluncur satu sama lain secara horizontal.

Kedua patahan itu adalah patahan Anatolia utara yang membentang antara Lempeng Anatolia dan Lempeng Eurasia di sebelah utara daratan Turki, dan patahan Anatolia timur yang membentang di sepanjang Lempeng Arab hingga bagian tenggara Turki.

Dalam hal ini, satu lempeng bergerak ke barat sementara yang lain bergerak ke timur dan menyentak satu sama lain yang kemudian menciptakan gempa.

Gempa Susulan

AP Photo/Mustafa Karali

Gempa susulan terus mengguncang Turki dan Suriah dilanda gempa bumi berkekuatan 7,8. Berdasarkan catatan USGS, sampai pukul 13.51 waktu setempat atau 17.51 WIB, sudah sekitar 34 gempa susulan yang berkekuatan besar di atas Magnitudo 4 mengguncang wilayah tenggara negara yang menapak di dua benua itu. Gempa susulan berkekuatan besar ini memiliki skala antara paling rendah Magnitudo 4,2 sampai tertinggi Magnitudo 7,5.

Kerusakan dan Korban Jiwa

Ribuan bangunan dilaporkan runtuh di wilayah luas yang terbentang dari kota Aleppo dan Hama di Suriah hingga Diyarbakir Turki, lebih dari 330 kilometer ke arah timur laut. Di Turki saja, lebih dari 5.600 bangunan hancur. Akibat gempa tersebut, puluhan ribu orang yang kehilangan tempat tinggal.

Di Suriah, gempa melanda daerah yang dikuasai pemerintah, begitu juga yang terjadi di wilayah oposisi. Di daerah yang dikuasai pemberontak, ratusan keluarga masih terperangkap di reruntuhan. Juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Stephane Dujarric mengatakan 224 bangunan di barat laut Suriah hancur dan sedikitnya 325 rusak.

Setidaknya 2.921 orang tewas di 10 provinsi Turki, dengan hampir 16.000 orang terluka. Sementara jumlah korban tewas di wilayah yang dikuasai pemerintah Suriah naik menjadi 656 orang, dengan sekitar 1.400 orang terluka. Sedangkan di barat laut negara yang dikuasai pemberontak, melaporkan sedikitnya 450 orang tewas.

Mengapa Gempa Begitu Mematikan?

AP Photo/Omar Sanadiki

Chris Elders dari School of Earth and Planetary Sciences di Universitas Curtin, Perth, Australia, menuturkan gempa bumi kian menghancurkan karena terjadi pada kedalaman yang sangat dangkal, yakni hanya 18 kilometer dari permukaan bumi.

Akibatnya, tidak hanya menciptakan suara yang mengerikan, gempa ini juga melepaskan energi yang jauh lebih besar ketimbang gempa berkedalaman di dalam kerak bumi.

Selain itu, pusat gempa berada di dekat Kota Gaziantep yang merupakan daerah pemukiman padat penduduk. Kota yang berpenduduk dua juta orang itu juga menjadi tempat tinggal bagi ratusan ribu pengungsi korban perang saudara Suriah yang pecah pada 2011 silam.

Sementara gedung-gedung baru di kota-kota seperti ibu kota Turki, Istanbul, dirancang dengan mempertimbangkan standar gempa modern. Daerah Turki selatan yang diguncang gempa pada Senin (6/2) memiliki banyak bangunan tinggi yang berusia tua.

WNI di Turki

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara melaporkan sejauh ini tidak ada WNI yang menjadi korban meninggal dunia.

KBRI Ankara juga menyatakan bahwa mereka telah berkoordinasi dengan otoritas lokal di daerah tersebut, Satgas Perlindungan WNI dan PPI di sekitar lokasi terkait bencana alam ini.

"Sejumlah WNI di Kahramanmaras harus meninggalkan apartemen karena mengalami kerusakan parah. KBRI Ankara sedang mengupayakan rumah penampungan sementara sambil menunggu penanganan dari otoritas setempat," demikian pernyataan Lalu Mohammad Iqbal, Dubes RI untuk Turki, seperti dikutip dari Antara.

"Tiga orang WNI mengalami luka, 1 orang di Kahramanmaras dan 2 orang Hatay, dan saat ini sudah dirujuk ke rumah sakit terdekat," imbuh Dubes Lalu Mohammad Iqbal.

KBRI di Ankara mencatat ada sekitar 6.500 WNI yang terdata tinggal di seluruh Turki. Dari jumlah tersebut terdapat sekitar 500 orang tinggal di area gempa dan sekitarnya. Sebagian besar berstatus pelajar dan mahasiswa dan sebagian lainnya adalah WNI yang menikah dengan warga setempat serta pekerja di organisasi internasional.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top