Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

5 Tips Menghadapi Rekan Kerja Toxic yang Buat Stres

Foto : Freepik/Standret.

Ilustrasi.

A   A   A   Pengaturan Font

Memiliki rekan kerja beracun atau toxic bisa sangat melelahkan. Pasalnya, mereka seringkali sulit bekerja sama dan membuat lingkungan kerja menjadi tidak nyaman.

Rekan kerja yang toxic mungkin tidak memiliki keterampilan interpersonal yang cukup baik, seperti kemampuan untuk mendengarkan, berkomunikasi, yang dapat menyebabkan konflik dan ketegangan di tempat kerja.

Dalam beberapa kasus, rekan kerja toxic mereka juga cenderung merasa lebih pintar atau lebih baik dari orang lain, dan tidak mau menerima kritik atau masukan. Jika menemui kegagalan, rekan kerja yang toxic akan menyalahkan orang lain atas kesalahan atau masalah yang terjadi tanpa mempertimbangkan kontribusi mereka sendiri.

Menghadapi rekan kerja yang toxic bisa menjadi tantangan tersendiri, namun ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi situasi tersebut, antara lain:

1. Jangan terpancing

Seperti yang sudah disinggung, rekan kerja toxic sulit mereka kritik dan justru akan mencari kesalahan orang lain tanpa mengintropeksi diri. Ketika berinteraksi dengan rekan kerja seperti ini, cobalah untuk tidak terpancing dan tetap tenang.

Hindari reaksi emosional yang dapat memperburuk situasi. Meskipun mudah untuk menyalahkan balik rekan kerja toxic, sebaiknya hindari melakukan hal ini untuk menjaga profesionalitas Anda. Terlebih, menyalahkan mereka hanya akan memperburuk situasi dan meningkatkan ketegangan di tempat kerja.

2. Buat Batasan

Rekan kerja yang toxic umumnya gemar bergosip. Mereka umumnya menganggap bergosip dapat membantu mereka menjalin ikatan dengan rekan kerja, atau mencoba mencari perhatian. Untuk terlepas dari lingkaran ini, penting untuk membuat batasan yang jelas dalam berinteraksi dengan rekan kerja toxic.

Mereka mungkin merasa nyaman untuk berbagi gosip dengan Anda, tapi hal itu dapat mengarah pada hal negatif. Hindari terlalu dekat dengan mereka dan jangan biarkan mereka mengambil alih waktu dan energi Anda. Cobalah alihkan pembicaraan atau menanggapi gosip yang diceritakan dengan sikap skeptisisme dan mengkomunikasikan bahwa Anda tidak tertarik dengan gosip mereka.

3. Fokus pada Solusi

Selain bergosip, rekan kerja toxic juga umumnya akan mengeluh terus-menerus, termasuk membesar-besarkan masalah. Terlebih, rekan kerja toxic hanya mengeluh untuk meluapkan perasaan negatifnya tanpa benar-benar berniat memperbaiki situasi.

Jika Anda berbesar hati, cobalah untuk memahami alasan di balik perilaku mereka. Ada kemungkinan bahwa mereka mengalami masalah pribadi atau stres dalam pekerjaan yang dapat mempengaruhi perilaku mereka. Cobalah untuk fokus pada solusi dan bukan masalahnya. Ajak rekan kerja toxic untuk mencari solusi bersama yang dapat menguntungkan kedua belah pihak.

4. Komunikasi yang Jelas

Dalam beberapa kasus, rekan kerja toxic tak menganggap dirinya bermasalah karena tidak ada yang pernah menegurnya. Karena itu, cobalah untuk berkomunikasi dengan jelas dan terbuka dengan rekan kerja toxic, tetapi tetap dengan sopan dan menghindari konfrontasi langsung. Jelaskan dengan tegas ketika perilaku atau komentar yang mereka lakukan tidak dapat diterima.

5. Cari Dukungan

Jika Anda sudah kewalahan menghadapi rekan kerja toxic, terutama jika perilaku rekan kerja toxic berdampak negatif pada pekerjaan Anda, segera cari dukungan dari rekan kerja lain atau atasan Anda. Bicarakan masalah tersebut dengan orang yang dapat dipercaya dan dapat memberikan saran yang tepat. Jika perilaku rekan kerja toxic semakin parah dan tidak dapat diatasi, laporkan ke atasan atau tim HR untuk tindakan yang lebih lanjut.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top