Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

5 September 1945 Hari Super Penting Yogya untuk Indonesia, Apa Itu?

Foto : Istimewa

Wayangan memperingati Amanat 5 September.

A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta menyelenggarakan Sosialisasi Nilai Sejarah, yang ditayangkan dengan menyaksikan wayang bertemakan Amanat 5 September, Minggu (5/9) melalui kanal Youtube. Kegiatan ini sekaligus memperingati dan mensosialisasikan peristiwa Amanat 5 September sebagai pengingat pentingnya sejarah dengan nilai-nilai moral yang ada dalam peristiwa tersebut.

Beda dari biasanya sosialisasi ini dikemas dengan menarik dan modern dengan pertunjukkan Wayang Sejarah yang ditayangkan melalui kanal Youtube pukul 19.30 WIB. Peristiwa sejarah tersebut juga dilakukan dengan menghadirkan narasumber ahli yakni Sri Margana, Dosen Sejarah UGM, dipandu host Elisa Orcarus serta dalang dari komunitas Wayang Cinema.

''Peristiwa Amanat 5 September mengajarkan kita sebagai generasi penerus bangsa untuk menghalau sikap-sikap primodial karena kita sudah menjadi satu kesatuan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),'' ungkap Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti.

Saat Pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diikrarkan pada 17 Agustus 1945, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan KGPAA Paku Alam VIII menyampaikan ucapan selamat atas kemerdekaan Indonesia. Hal ini disambut positif oleh Presiden Soekarno dengan mengeluarkan Piagam 19 Agustus 1945 untuk kedua pemimpin wilayah Yogyakarta kala itu. Setelah menerima Piagam 19 Agustus 1945 dari Presiden Sukarno, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan KGPAA Paku Alam VIII, memutuskan untuk menanggapi sikap penghargaan dari Presiden Sukarno dengan mengeluarkan Amanat 5 September 1945. Amanat 5 September menjadi bukti pernyataan yang sah bahwa daerah yang saat itu masih terdiri dari Kesultanan Ngayogyakarta dan Paku Alaman kini telah menjadi bagian dari Republik Indonesia dengan nama Daerah Istimewa Yogyakarta.

''Sejarah bukan sekadar rekaman siklus periode masa lampau, menyelami sejarah akan terhindar dari kehancuran sebuah peradaban. Memahami sejarah, menjadikan peristiwa terdahulu sebagai pelajaran bagi umat manusia, agar tetap menjaga solidaritas dalam kehidupan di dunia," ujarnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top