Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

4 Tema Eksperimen Kesehatan NASA di Luar Angkasa

Foto : Dok. NASA

Ilustrasi.

A   A   A   Pengaturan Font

Dengan rencana kembali mengirimkan manusia ke Bulan melalui Artemis, dan juga Mars suatu saat nanti, Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika (NASA) perlu mempersiapkan para astronot dengan lebih baik mengingat perjalanan panjang yang akan mereka tempuh. Atas dasar itu, para ilmuwan NASA kini berusaha menyelidiki bagaimana dampak tinggal dalam waktu yang lama di ruang angkasa bagi tubuh manusia.

Melalui eksperimen Complement of Integrated Protocols for Human Exploration Research (CIPHER), astronaut yang kini terbang ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dapat menjadi sukarelawan untuk serangkaian eksperimen yang bertujuan untuk membantu para ilmuwan mempelajari lebih lanjut. Sebagai informasi, CIPHER adalah studi pertama yang mengintegrasikan berbagai tindakan fisiologis dan psikologis. Cherie Oubre yang merupakan ilmuwan proyek CIPHER menjelaskan eksperimen ini akan memungkinkan para ilmuwan untuk menilai respon manusia secara keseluruhan terhadap waktu yang dihabiskan di luar angkasa.

"Semakin banyak astronot pergi ke luar angkasa melalui Artemis dan program lainnya, kami berharap dapat belajar lebih banyak tentang bagaimana berbagai sistem tubuh, seperti jantung, otot, tulang, dan mata, beradaptasi dengan penerbangan ruang angkasa jangka panjang," ujar Oubre.

Melalui CIPHER, astronot akan berpartisipasi dalam 14 studi terpadu yang disponsori oleh NASA dan lembaga mitra internasional. Untuk mendapatkan hasil yang berarti, para ilmuwan CIPHER akan mempelajari hingga 30 astronot, yang akan dikelompokan dalam tiga kategori berdasarkan durasi misi ruang angkasa mereka. Kelompok durasi pendek kurang dari 3,5 bulan di ruang angkasa, kelompok standar antara 3,5 hingga delapan bulan di ruang angkasa, dan yang paling panjang lebih dari delapan bulan di ruang angkasa.

Studi ini akan memantau kesehatan astronot sebelum, selama, dan setelah misi mereka, dan bersama-sama membahas lima tema, yakni:

1. Kesehatan tulang dan sendi

Penelitian ini didasarkan pada studi sebelumnya yang menunjukkan bahwa astronot kehilangan kepadatan tulang dan kualitas otot lebih cepat ketika berada di ruang angkasa daripada di Bumi. Hilangnya kepadatan tulang ini dapat memengaruhi bagaimana sistem kerangka mendukung otot dan organ di luar angkasa dan segera setelah mendarat kembali di Bumi.

2. Otak dan perilaku

Studi lainnya melaporkan bahwa cairan di otak bergeser karena gravitasi rendah di ruang angkasa. terlebih, penerbangan ruang angkasa yang berdurasi lama juga dapat sedikit mengubah struktur otak. Perubahan ini dapat memengaruhi cara otak memproses informasi spasial dan pada gilirannya dapat memengaruhi kinerja kru.

3. Kardiovaskular

Penerbangan luar angkasa jangka panjang dapat menyebabkan arteri lebih kaku dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Para ilmuwan ingin tahu bagaimana perubahan ini terjadi selama dan setelah misi yang diperpanjang. Keempat, olahraga. Para peneliti ingin memahami apakah olahraga merupakan strategi yang efektif untuk menjaga kesehatan astronot dalam penerbangan luar angkasa jangka panjang.

4. Sensorimotor

Penelitian terakhir akan mempelajari gejala pusing yang banyak dialami astronaut saat tiba di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dan saat kembali ke Bumi. Namun, dukungan darat tidak akan tersedia untuk membantu astronaut ketika mereka mendarat di permukaan Mars. Atas dasar itu, memahami faktor-faktor yang dapat memengaruhi berapa lama gejala ini berlangsung penting untuk keberhasilan misi.

Selain menjawab pertanyaan penelitian yang penting untuk setiap studi, CIPHER mengambil pendekatan terintegrasi, di mana data di seluruh investigasi CIPHER akan dievaluasi untuk mengidentifikasi pola dan mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana tubuh manusia bereaksi terhadap durasi yang lama di luar angkasa. Misalnya, apakah perubahan pada berbagai sistem tubuh meningkat secara menyeluruh setelah sejumlah waktu tertentu dihabiskan di ruang angkasa atau apakah perubahan dalam satu sistem menandakan perubahan di sistem lainnya.

"CIPHER adalah pendekatan seluruh tubuh untuk mempelajari bagaimana manusia beradaptasi dengan penerbangan luar angkasa. Wawasan yang diperoleh melalui CIPHER mungkin menjadi kunci untuk memungkinkan manusia tetap sehat saat menjelajahi Bulan, Mars, dan seterusnya," kata Oubre.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top