Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis
Bencana Alam I 100 Persen Banjir Sudah Surut

30 Pengungsi Reaktif Covid-19 Dirawat di Wisma Atlet

Foto : ANTARA /Galih Pradipta

Foto aerial suasana Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, di Jakarta, Kamis (28/1/2021).

A   A   A   Pengaturan Font

RSD Wisma Atlet siapkan lokasi isolasi mandiri, ketika ditemukan pengungsi banjir Covid-19.

JAKARTA - Sebanyak 30 korban banjir Jakarta yang ditampung di Wisma Atlet karena mendapatkan hasil reaktif dari hasil tes cepat antigen Covid-19 di lokasi pengungsian.
"Iya saat ini ada 30 orang yang merupakan korban banjir kita tampung di Wisma Atlet, kita sudah lakukan swab PCR juga," ujar Koordinator Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran Mayjen TNI Tugas Ratmon, di Jakarta, Senin (22/2).
Lebih lanjut, Tugas mengatakan untuk warga yang mendapatkan hasil tes swab PCR positif pihaknya segera menyiapkan lokasi isolasi mandiri.
Sementara untuk yang mendapatkan hasil negatif dari tes swab PCR, warga diminta masih menjalani karantina selama lima hari lamanya untuk menjalani tes kedua. "Dalam lima hari itu kita liat ulang. Kalau hasil tes keduanya negatif berati memang betul hasilnya negatif," ujar Tugas.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memaparkan cara menangani pengungsi banjir pengidap Covid-19 untuk mencegah penularan. "Pertama pastikan antigen. Kalau positif, mereka diminta untuk tetap tinggal di fasilitas penampungan kita atau di rumahnya," ujar Anies.
Selanjutnya, pengungsi banjir terduga positif Covid-19 dilakukan tes PCR (polymerase chain reaction) untuk memastikan hasilnya. "Apabila positif kita lihat kondisinya, apakah isolasi di tempat isolasi terkendali seperti Wisma Atlet atau hotel. Atau bila memiliki komorbid, maka isolasi di rumah sakit," ujar Anies.
Sebelumnya, Anies mengungkapkan masih ada 10 tempat pengungsian akibat banjir di Ibu Kota dan beberapa pengungsi terkonfirmasi positif Covid-19.

Penyebab Banjir
Anies menyatakan banjir yang melanda Ibu Kota imbas hujan lebat sejak Sabtu (20/2) dini hari, telah 100 persen surut pada Senin (22/2) dini hari, setelah petugas berhasil mengalirkan ari yang meluap.
"Alhamdulillah atas izin Allah, pada hari Minggu, satu hari kemudian 99,9 persen surut, ini terjadi lewat kerja keras seluruh jajaran untuk melakukan pemompaan di tempat-tempat yang terdampak, kemudian hari Senin dini hari jam tiga pagi tadi dipastikan 100 persen sudah surut," kata Anies.
Terkait penyebab banjir. pengamat tata kota dari Universiras Trisakti, Nirwono Yugo, menilai Anies Baswedan tak melakukan pencegahan banjir selama 3,5 tahun menjabat.
Program pembenahan 13 sungai besar yang dilakukan sejak era gubernur Fauzi Bowo hingga Basuki Tjahaja Purnama dengan berkoordinasi bersama Kementerian Pekerjaaan Umum terhenti sejak tahun 2017 karena persoalan politik.
Dia menegaskan, banjir yang merendam sejumlah permukiman warga tahun ini terjadi di lokasi yang berdekatan dengan sungai.
Sebut saja di kawasan Kemang hingga Sudirman yang disebabkan luapan air dari Sungai Krukut, kemudian daerah Kedoya akibat meluapnya Kali Pesanggrahan, lalu sekitaran Cipinang, Kebon Pala, Rawajati yang terdampak dari luapan Kali Sunter.
Pemprov DKI Jakarta bertugas untuk pembebasan lahan di bantaran sungai dan merelokasi ke rumah susun (rusun) kemudian Kementerian PU yang melakukan pengerukan dan pelebaran.
Sayangnya program ini berhenti sejak tahun 2017 karena pilihan politik. Keengganan Gubernur Anies untuk membebaskan lokasi atau lahan dan terjebak pada perdebatan konsep naturalisasi atau normalisasi," ujar Nirwono.
Sementara itu, Koalisi Peduli Jakarta (KPJ) melaporkan jebolnya tanggul pembatas sungai dengan permukiman penduduk di empat lokasi menjadi penyumbang banjir di Jakarta dan Bekasi pada tanggal 19-21 Februari 2021.
"Penyebab banjir di Jakarta dan Bekasi selain curah hujan tinggi, juga adanya tanggul yang jebol di empat lokasi akibat sungai yang meluap," kata Ketua Umum KPJ Amos Hutauruk.
Kerusakan infrastruktur pencegah banjir tersebut masing-masing tanggul Pondok Karya, tanggul Tegal Parang di Jakarta Selatan, tanggul Puri Gading dan tanggul Pondok Gede Permai di Bekasi. Tanggul jebol itu mengakibatkan air dari sungai meluap.
jon/Ant/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Yohanes Abimanyu

Komentar

Komentar
()

Top