Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

22,3 Persen Suami Istri di Indonesia Sulit Punya Anak

Foto : Istimewa

Ilustrasi pasangan yang mengalami infertilitas.

A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Sebanyak 22,3 persen pasangan suami istri di Indonesia mengalami ganggung infertilitas atau sulit memiliki anak. Sayangnya, kurangnya informasi mengenai akses pelayanan dan kesiapan finansial menjadi salah satu hambatan pasangan infertilitas sehingga perlu mendapatkan penanganan sejak dini. Selain itu, biaya bayi tabung di Indonesia masih terlalu mahal untuk diakses pasangan suami istri.

Mahasiswa program doktor bidang ilmu kedokteran dan kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Fitri Damayanti, melakukan penelitian soal biaya yang harus dikeluarkan pasangan infertilitas dalam program bayi tabung di berbagai klinik dan rumah sakit di Indonesia.

Ia melakukan survei pada 17 wanita menjalani program bayi tabung atau In Vitro Fertilization (IVF) di klinik infertilitas di Indonesia. Selanjutnya ada 214 partisipan infertilitas yang mengisi kuesioner FertiQoL online. Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang alokasi anggaran atau biaya yang dibutuhkan untuk terhindar dari satu kasus infertilitas dari perspektif sosial dengan mengestimasi biaya langsung medis, biaya langsung non medis, biaya tidak langsung, dan biaya nirwujud.

Menurut Fitri, dari hasil penelitian tersebut diketahui besaran biaya yang dikeluarkan untuk satu siklus program bayi tabung berdasarkan kelompok umur kurang dari 35 tahun dengan rata-rata biaya total 99 juta rupiah.

"Untuk kelompok usia 35-39 tahun sebesar 112 juta rupiah, dan usia di atas 40 tahun sebesar 109 juta rupiah," kata Fitri dalam ujian terbuka promosi doktor, dikutip dari rilis UGM, Minggu (1/8).
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top