The Fed Diyakini Belum Akan Menurunkan Suku Bunga Acuan
- The Fed
JAKARTA – Menghadapi sikap The Fed, BI memproyeksikan pemangkasan FFR tidak berubah, hanya sekali untuk tahun ini.

Ket. dollar
Doc: ist
“Kami perkirakan Fed Funds Rate hanya sekali turun tahun ini. Selain itu, sepertinya The Fed tidak akan buru-buru menurunkan Fed Funds Rate,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo, Rabu.
Perry menyampaikan, ketidakpastian global tetap tinggi yang disertai dengan pengenaan tarif impor Amerika Serikat (AS) yang semakin meluas. Dengan perkembangan ini, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini sebesar 3,2 persen.
Kebijakan tarif impor oleh Presiden AS Donald Trump semula diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di negaranya. Di samping itu, Amerika Serikat juga menerapkan tax cut di dalam negeri.
Namun, pasar melihat kebijakan tarif bisa berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Pelambatan laju pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat ini dicermati oleh Bank Indonesia.
Selain itu, Bank Indonesia juga mencermati defisit fiskal Amerika Serikat yang kemungkinan hanya 6,4 persen dari perkiraan semula sebesar 7,7 persen pada tahun ini sehingga kebutuhan menerbitkan obligasi tidak setinggi sebelumnya.
Perry juga mengatakan bahwa ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi. Imbal hasil (yield) US Treasury turun atau tidak setinggi dibandingkan sebelumnya. Begitu pula indeks mata uang dolar Amerika Serikat (AS) yang tidak sekuat sebelumnya.
Anda mungkin tertarik:
Dengan perkembangan ini, portofolio investasi global mulai terjadi pergeseran. Aliran modal global yang semula terkonsentrasi ke AS bergeser sebagian ke komoditas emas serta obligasi di negara maju dan negara berkembang. Sementara portofolio investasi saham masih terkonsentrasi ke negara maju kecuali Amerika Serikat, dan belum masuk ke negara emerging market.
“Obligasi yang dimiliki oleh pemerintah maupun swasta sudah mulai ada pergeseran, mulai balik ke emerging market, meskipun sebagian, belum kuat. Tapi yang besar adalah pergeseran ke emas, investasi ke emas,” kata Perry.
Dengan situasi tersebut, bank sentral masih mempercayai bahwa instrumen-instrumen aset keuangan Indonesia, terutama Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), secara fundamental tetap menarik di mata investor asing.
Adapun Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia 18-19 Maret 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 5,75 persen. Sedangkan suku bunga deposit facility tetap sebesar 5,00 persen, dan suku bunga lending facility juga diputuskan untuk tetap sebesar 6,50 persen.