Indonesia Jadi Tuan Rumah Diskusi Perang Saudara
- Indonesia
- myanmar
JAKARTA - Pembicaraan diplomatik mengenai perang saudara di Myanmar akan diadakan di Jakarta menjelang pertemuan puncak regional yang diadakan pekan depan, seorang diplomat senior di Indonesia mengatakan kepada AFP pada Kamis (3/10) lalu.

Ket. Puluhan anggota pasukan junta ditangkap setelah pejuang PDF melakukan penyergapan di wilayah Sagaing, Myanmar, pada Senin (30/10) lalu.
Doc: Facebook/Student Armed Force
"Pembicaraan pada tanggal 4 dan 5 Oktober akan melibatkan perwakilan dari Indonesia, Asean, Uni Eropa, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta anggota kelompok antijunta," kata diplomat tersebut yang berbicara dengan syarat anonim.
"Militer yang berkuasa di Myanmar diperkirakan tidak akan ambil bagian," imbuh diplomat tersebut.
Pembahasan mengenai konflik berdarah yang berkecamuk di Myanmar sejak kudeta tahun 2021 akan berlangsung tepat sebelum Asean berkumpul di Laos untuk pertemuan puncak pada 6 hingga 11 Oktober.
Konflik di Myanmar akan menjadi isu utama dalam agenda blok beranggotakan 10 negara tersebut. Asean, di mana Myanmar menjadi salah satu anggotanya, telah memimpin sejumlah upaya diplomatik guna menyelesaikan krisis tersebut namun hanya membuat sedikit kemajuan.
Akibatnya para pemimpin junta Myanmar dilarang menghadiri pertemuan tingkat tinggi Asean.
Topik ini telah memecah blok tersebut pada pertemuan sebelumnya, dengan Indonesia, Malaysia, dan Filipina menyerukan tindakan lebih keras terhadap para pemimpin kudeta.
Anda mungkin tertarik:
Sedangkan Thailand telah mengadakan pembicaraan bilateral dengan para jenderal serta dengan pemimpin demokrasi yang ditahan Aung San Suu Kyi.
Dorongan diplomatik terbaru ini muncul saat militer Myanmar terhuyung-huyung akibat kekalahan di medan perang terhadap kelompok bersenjata etnis minoritas dan Pasukan Pertahanan Rakyat pro-demokrasi (PDF) yang bangkit untuk menentang kudeta militer.
Serangan Udara
Sementara itu dilaporkan sekitar 10.000 penduduk desa di wilayah Sagaing, Myanmar, telah melarikan diri dari serangan udara yang dilancarkan oleh junta setelah pasukan yang setia kepada pemerintah prodemokrasi bayangan menimbulkan korban pasukan militer yang sangat banyak terhadap pasukan militer, ungkap penduduk kepada kantor berita Radio Free Asia (RFA).
Wilayah pusat Sagaing telah mengalami beberapa kekerasan terburuk selama setahun terakhir dengan gerilyawan pro-demokrasi, yang sebagian besar berasal dari komunitas mayoritas di Myanmar, kerap menyerang pasukan junta yang sering kali membalas dengan artileri berat dan serangan udara.
Pada Rabu (3/10), pesawat militer junta mengebom Desa Maung Htaung di Kota Budalin, sekitar 110 kilometer barat laut Kota Mandalay, menghancurkan bangunan dan melukai sedikitnya dua orang, kata seorang warga.
Serangan udara pada hari Rabu terjadi setelah para pejuang PDF menyergap sebuah pasukan infanteri yang sedang berpatroli dari sebuah kamp di Desa Ku Taw dua hari sebelumnya. "Hampir setengah dari tentara yang berpatroli terbunuh dan sebagian besar sisanya ditangkap," ungkap juru bicara salah satu kelompok pemberontak yang terlibat dalam penyergapan itu.
Militer semakin sering melakukan serangan udara dalam beberapa pekan terakhir di berbagai negara bagian terutama sejak pemimpin junta, Min Aung Hlaing, bersumpah pada awal bulan lalu untuk merebut kembali daerah-daerah yang dikuasai pemberontak. AFP/RFA/I-1