Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

20 Tahun Pasca-invasi AS, Irak Masih Jauh dari Sistem Demokrasi Liberal

Foto : AFP/ROMEO GACAD

Tentara AL AS membawa potret presiden Irak Saddam Hussein di bandara internasional di Baghdad dalam foto yang diambil pada 14 April 2003.

A   A   A   Pengaturan Font

Irak tetap kacau dan jauh dari sistem demokrasi liberal setelah pasukan AS meninggalkan negara itu. AS didukung Inggris menginvasi Irak dan menggulingkan Presiden Saddam Hussein pada 2003 .

BAGHDAD - Dua puluh tahun setelah invasi AS ke Irak yang menggulingkan Saddam Hussein, negara kaya minyak itu tetap terluka parah oleh konflik. Meski kini lebih dekat ke AS, negara ini masih jauh dari sistem demokrasi liberal yang dibayangkan Washington.

Perang yang diluncurkan Presiden George W. Bush setelah serangan 11 September dikenang karena serangan yang "mengejutkan dan mencengangkan", penggulingan patung raksasa Saddam, dan pergolakan berdarah setelahnya.

Keputusan invasi pada 20 Maret 2003 untuk membongkar negara Irak, partai dan aparat militernya, memperdalam kekacauan di negara itu yang memicu pertumpahan darah selama bertahun-tahun, hingga kemudian muncul kelompok Islamic State(IS).

Pasukan AS yang didukung oleh pasukan Inggris, tidak pernah menemukan senjata pemusnah massal yang menjadi pembenaran untuk perangnya. Hingga akhirnya mereka meninggalkan negara itu. Irak telah dibebaskan dari seorang diktator tetapi dirusak oleh ketidakstabilan dan kini di bawah pengaruh musuh bebuyutan Washington, Iran.

"AS sama sekali tidak memahami sifat masyarakat Irak, sifat rezim yang mereka gulingkan," kata Samuel Helfont, asisten profesor strategi di Sekolah Pascasarjana Angkatan Laut di California.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top