195 ternak di Padang Pariaman terjangkit PMK sejak Desember 2024
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Padang Pariaman, Sumbar Devi Yanti (kanan) memeriksa kesehatan hewan di Pasar Ternak Sungai Sariak di VIII Koto, Rabu (8/1).
Foto: ANTARA/Aadiaat M. S.Parik Malintang -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) mengungkap kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) kembali menyerang ternak berkuku belah seperti sapi dan kerbau di daerah itu semenjak Desember 2024 dengan jumlah kasus mencapai 195 kasus.
"Dari Desember hingga Januari 2025 sudah ada 195 kasus yang tersebar di 13 kecamatan di Padang Pariaman," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Padang Pariaman Devi Yanti di VIII Koto, Rabu.
Ia mengatakan penyebaran PMK di Padang Pariaman tersebut akibat banyaknya ternak masuk ke kabupaten itu, lalu salah penanganan dari peternak, tidak tersedianya vaksin baik dari Pemkab setempat maupun pemerintah pusat dalam delapan bulan terakhir.
Ia menjelaskan dalam beberapa bulan terakhir banyak sapi didatangkan dari sejumlah daerah yang tidak saja dari dalam Sumbar namun juga dari luar provinsi tersebut.
Kondisi tersebut, kata dia diperparah dengan sapi yang dibeli peternak tidak diisolasi atau langsung digabungkan dengan ternak lainnya sehingga virus yang menimbulkan PMK menyebar dengan cepat.
Ia menyampaikan pihaknya sudah mengantisipasi penyebaran PMK yaitu dengan membagikan disinfektan kepada peternak yang ternaknya terjangkit agar virus tidak menyebar ke ternak sehat lainnya.
"Vaksin sudah tidak ada, tapi karena disinfektan masih tersedia itu yang kami bagikan kepada peternak," katanya.
Devi mengatakan meskipun penyebaran PMK di Padang Pariaman meningkat namun hingga saat ini belum ada laporan ternak yang mati akibat penyakit tersebut.
Apalagi, kata dia meskipun PMK mudah menyebar namun tingkat kesembuhannya tinggi selama penanganannya tepat. Selain itu peternak sudah memiliki pengetahuan dalam hal penanganannya karena belajar pada kasus PMK beberapa waktu lalu.
"Sudah banyak peternak yang bisa menangani ternaknya terjangkit PMK dengan memberikan ramuan tradisional," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang peternak sapi di VII Kota, Syafrizal mengatakan dirinya memberikan ramuanĀ dedaunan kepada ternaknya yang terjangkit PMK.
"Saya pisahkan sapi yang terjangkit PMK dengan sapi lainnya. Kemudian memberikannya air remasan daun rambutan, daun kembang sepatu dan daun lainnya kepada sapi secara rutin," kata dia.
Berita Trending
Berita Terkini
- Dukung Generasi Muda, Patra Jasa Selenggarakan Program Makan Bergizi Gratis di Bogor
- Kasus Perampokan "Minimarket" di Tasikmalaya: Pelaku Sudah Lihai
- Program Mudik Lebaran Gratis 2025, Pemprov Jateng Harap Ada Peningkatan Peserta
- Pemkot Jayapura Sosialisasikan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
- Pemkab Tapin Tata Ulang Hutan Kota Rantau Guna Berikan Nilai Edukasi