Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Banjir Jakarta l BPBD Kerahkan 598 Unit Pompa Banjir

17 Titik di Jakarta Direndam Banjir

Foto : KORAN JAKARTA/WAHYU AP

Pengerukan Sampah | Alat berat mengangkat sampah yang menyangkut di pintu air Manggarai, Jakarta Selatan, Rabu (24/4). Hujan deras yang mengguyur kawasan hulu ciliwung mengakibatkan sejumlah material kayu dan sampah terbawa hingga pintu air Manggarai.

A   A   A   Pengaturan Font

Total sisa sampah di Pintu Air Manggarai mencapai 75 truk. Sampah ini dibawa ke penampungan sampah sementara dan kemudian baru diangkat ke Bantar Gebang.

JAKARTA - Ketinggian air di Pintu Air Manggarai naik sejak Rabu dini hari (23/4) dan mencapai ketinggian 820 sentimeter. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat ada 17 titik banjir di wilayah yang berbatasan dengan sungai atau kali akibat hujan berintensitas tinggi di wilayah Bogor dan sekitarnya

"Air kiriman mulai naik itu dari semalam mencapai 820 sentimeter. Sampah mulai berdatangan itu sekitar jam 5.30-6.00 WIB pagi," jelas Kepala Satuan Pelaksana (Kasatlak) UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Pusat, Rohmat, saat ditemui di Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, Rabu (24/4).

Tinggi Muka Air (TMA) Bendungan Katulampa Sungai Ciliwung di Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa malam, sempat berstatus siaga dua dengan ketinggian air 170 sentimeter.

"Sudah surut sekarang statusnya kembali normal menjadi 30 sentimeter, mulai dini hari sudah surut," ujar Kepala Jaga Bendung Katulampa, Andi Sudirman.

Menurut data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan yang mengguyur wilayah Kabupaten Bogor dan sekitarnya dengan akumulasi curah hujan harian sebesar 120,5 mm/hari termasuk kategori sangat lebat.

Hal ini menyebabkan kenaikan status siaga Bendung Katulampa menjadi Siaga II (170 hujan) pada pukul 21.00 WIB dan Pintu Air Depok menjadi siaga II (290 mendung) pada pukul 00.00 WIB.

Akibat air kiriman dari Bogor, petugas Unit Pelaksana Kerja (UPK) Badan Air Lingkungan Hidup DKI Jakarta sibuk mengangkut sisa-sisa sampah yang menumpuk di Pintu Air Manggarai. Hal ini mengantisipasi agar tidak terjadi penumpukan sampah.

Ekskavator pun dikerahkan untuk mengeruk sisa-sisa sampah yang menyangkut di permukaan Pintu Air. Sisa sampah itu berupa batang-batang pohong, batang bambu, sampah pelastik dan sebagainya.

"Kami menerjunkan ekskavator untuk mengangkat sisa-sisa sampah yang ada di Pintu Air Manggarai," kata Rohmat. Dikatakan Rohmat, kebanyakan sisa sampah yang terbawa air sampah alam berupa batang pohon, batang bambu, dan sebagainya.

Rohmat menjelaskan total sisa sampah alam ini mencapai 75 truk. Sampah ini dibawa ke penampungan sampah sementara dan kemudian baru diangkat ke Bantar Gebang," tutur Rohmat.

Untuk mengantisipasi genangan air, BPBD dan Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta menyiapkan 598 pompa terdiri dari 133 unit pompa mobile dan 465 unit pompa stasioner guna mengatasi banjir yang melanda beberapa lokasi di Jakarta. Pompa penyedot air tersebut tersebar pada 164 lokasi.

Saat ini, petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) melakukan penyedotan air di lokasi banjir guna mengurangi volume air.

Selain itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui BPBD melakukan penanganan dan berkoordinasi dengan kelurahan terdampak banjir, serta menyampaikan peringatan dini kepada masyarakat yang berada di bantaran Sungai Ciliwung.

Selain di Jakarta, banjir dengan tinggi air hingga satu meter melanda Perumahan Perum Bumi Bekasi Baru, di Rawalumbu, Bekasi Timur, Rabu siang.

Menurut keterangan warga, banjir melanda seketika setelah hujan deras turun di kawasan tersebut.

"Biasanya, banjir paling cepat satu jam setelah hujan deras. Tapi, ini belum satu jam hujan deras, air sudah naik," kata Wina, salah satu warga di lokasi. Menurut keterangan warga, banjir memang kerap melanda perumahan itu. Namun sejak satu tahun terakhir, banjir tercatat tidak pernah terjadi lagi. jon/Ant/P-6

Penulis : Yohanes Abimanyu, Antara

Komentar

Komentar
()

Top