Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Bajak Laut

1690-1730, Era Keemasan Bajak Laut

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pulau Madagaskar, 400 kilometer di lepas pantai Afrika selatan, juga menjadi surga bajak laut terpenting di Samudra Hindia. Tempat lainnya adalah Pulau St Mary, Pulau Johanna, Mathelage, Pulau Réunion, dan Mauritius.

Pada 1645, Inggris berusaha untuk menguasai Madagaskar tetapi gagal. Begitu pula Prancis yang menghentikan upaya mereka pada 1674. Menjadi tempat yang aman membuat bajak laut Karibia mulai menggunakan Madagaskar sebagai pangkalan sejak 1680-an. Mereka menyadari potensi keuntungan merompak kapal-kapal yang melintasi Samudra Hindia.

Keberadaan perompak di Madagaskar diuntungkan oleh perang suku yang sedang berlangsung. Artinya tidak ada satu pun kelompok pribumi yang mendominasi pulau itu dan berusaha menyingkirkan orang asing. Sebaliknya, bajak laut disambut sebagai sumber senjata api dan sebagai pelanggan untuk membeli atau memperdagangkan budak.

Perompak dapat memanfaatkan banyak pelabuhan tersembunyi di pulau yang juga kaya akan air tawar, daging, dan buah. Dari sini, perompak menyerang kapal harta karun Kerajaan Portugis serta kapal peziarah kaya negara bagian India. Banyak juga berlayar kapal dagang bermuatan berat yang berlayar kembali ke Eropa dari Asia, kebanyakan dimiliki oleh Perusahaan Hindia Timur Prancis, Belanda, dan Inggris.

Pada awal abad ke-17, ada sekitar 1.500 perompak bercokol di Madagaskar. Bajak laut zaman keemasan terkenal yang pernah menggunakan Madagaskar sebagai basis operasi dalam karier kejahatan mereka termasuk Henry Every Edward England, Thomas Tew, dan Kapten Kidd (1645-1701).
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top