Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Wabah I Masyarakat Jangan Bepergian ke Luar Negeri

125,6 Juta Warga Sudah Divaksin Dosis Lengkap

Foto : Sumber: Covid19.go.id
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA -Satuan Tugas Penanganan Covid-19 (Satgas) mencatat 125.673.513 warga Indonesia sudah mendapatkan dosis lengkap vaksin Covid-19 sampai Rabu, pukul 12.00 WIB. Berdasarkan data milik Satgas, di Jakarta, pada Rabu, banyaknya jumlah warga yang menerima vaksin tersebut didapat setelah bertambah 566.671 orang.

Sementara jumlah warga yang mendapatkan vaksin dosis pertama sudah mencapai 182.500.827 orang setelah meningkat sebanyak 476.807 orang. Pada vaksinasi dosis ketiga atau booster yang per tanggal 12 Januari 2022 mulai diberikan pada masyarakat, tercatat mengalami penambahan 3.764 orang menjadikan total keseluruhan ada 1.374.184 orang yang sudah mendapatkannya.

Untuk target sasaran vaksinasi yang ditetapkan, pemerintah masih menargetkan 208.265.720 warga Indonesia mendapatkan dosis lengkap supaya kekebalan kelompok cepat terbentuk.

Kemudian, Satgas menyebutkan jumlah kasus aktif kembali bertambah sebanyak 4.421 kasus. Akibatnya, total kasus aktif di seluruh Indonesia menjadi 29.277 kasus. Sama halnya dengan jumlah orang yang terkonfirmasi Covid-19 yang terus bertambah. Saat ini, total orang yang dinyatakan positif mencapai 4.301.193 orang setelah bertambah sebanyak 7.010 orang.

Naiknya kedua jumlah kasus itu, menyebabkan tujuh orang meninggal dunia dan total kematian akibat Covid-19 menyentuh angka 144.254 jiwa. Walaupun demikian, pasien sembuh terus meningkat signifikan. Tercatat jumlah pasien sembuh 4.127.662 orang setelah bertambah 2.582 orang.

Sebanyak 349.041 spesimen dari beragam tes Covid-19 dinyatakan sudah diperiksa, sedangkan 8.849 orang menjadi suspek. Positivity rate spesimen harian 4,12 persen dan tingkat positivity rate orang harian 2,87 persen.

Transmisi Lokal

Dengan ditemukannya kasus Omicron, baik dari para pelaku perjalanan luar negeri juga transmisi lokal, pemerintah mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak bepergian ke luar negeri juga selalu menjaga jarak sejauh satu sampai dua meter terhadap satu sama lainnya.

Selain itu, pemerintah juga meminta agar masyarakat segera melengkapi dosis vaksin mengingat kasus Omicron semakin banyak ditemukan dalam masyarakat.

Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman menyampaikan varian Omicron lebih menular dibandingkan Delta karena mampu menghindari respons kekebalan tubuh. Namun, untuk Omicron tingkat keparahan infeksi lebih rendah,

"Omicron lebih menular daripada Delta karena kemampuannya dalam menghindari eliminasi antibodi," kata Plt Kepala Peneliti PRBM Eijkman, Wien Kusharyoto, dalam acara Talk to Scientist yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu (26/1).

Berdasarkan studi, dia mengatakan terjadi penurunan risiko terhadap hospitalisasi oleh varian Omicron dibandingkan Delta di tingkat populasi sebesar 40-45 persen.

Kemudian, 74 persen penurunan perawatan di instalasi gawat darurat (IGD) dibandingkan Delta, dan 70 persen penurunan lama perawatan di IGD bagi yang terinfeksi oleh Omicron dibandingkan Delta.

"Tingkat keparahan infeksi yang lebih rendah itu karena varian Omicron menyerang sel pada saluran pernapasan atas sehingga infeksi terhadap sel paru-paru lebih rendah," paparnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top