Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kelompok Radikal

12 Teroris di Merauke Ditetapkan Jadi Tersangka

Foto : ANTARA/Evarukdijati

Kapolres Merauke AKBP Untung Sangaji.

A   A   A   Pengaturan Font

JAYAPURA - Kapolres Merauke, Papua, AKBP Untung Sangaji mengakui saat ini 12 orang teroris yang ditangkap Densus 88 di Merauke sudah ditetapkan sebagai tersangka. Semua tersangka teroris akan diterbangkan ke Jakarta, namun belum dipastikan waktunya dan saat ini masih melakukan berbagai persiapan pemindahannya.
"Memang benar saat ini 12 orang teroris sudah dijadikan tersangka dan dalam waktu dekat dibawa keluar Merauke. Selain teroris yang ditangkap di Merauke, juga akan dibawa ke Jakarta yang ditangkap di Makassar," kata AKBP Untung kepada Antara, Jumat (11/6).
Menurut Untung, teroris yang ditangkap di Merauke saling terkait, bahkan ada beberapa yang terlibat langsung dalam aksi bom bunuh diri yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia, termasuk yang terjadi di bulan Januari lalu di Makassar.

Masih Dikembangkan
Ketika ditanya inisial para teroris yang ditangkap di Merauke, AKBP Sangaji menegaskan tidak bisa diungkap ke publik karena kasusnya masih terus dikembangkan.
"Sabar ya karena anggota masih berupaya melakukan pembersihan di Merauke hingga tidak tertutup kemungkinan akan bertambah," harap Untung.
Densus 88 dibantu Brimob Polda Papua sejak 28 Mei lalu di seputar Merauke, menangkap puluhan terduga teroris kelompol Anshor Dallas beserta barang bukti berupa berbagai jenis senjata tajam dan bahan berbahaya.
Secara terpisah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Puncak Jaya mengharapkan seluruh komponen yakni masyarakat bersinergi dengan pemerintah, TNI, Polri, dan elemen lainnya guna menjaga wilayah setempat tetap kondusif.
Bupati Puncak Jaya Yuni Wonda mengatakan keamanan yang kondusif merupakan prioritas pertama bagi pihaknya agar dapat melaksanakan visi dan misi guna memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
"Pada awal-awal kepemimpinan, saya mengundang seluruh elemen masyarakat bersama TNI-Polri dan DPRD untuk menghadiri pertemuan guna mengetahui saran, usulan, dan masukan terkait bagaimana langkah yang sebaiknya diambil pemerintah agar kondisi wilayah tetap kondusif," katanya.
Menurut Yuni, pertemuan yang dilaksanakannya agar ketika ada masalah, semua elemen tidak saling melempar kesalahan atau saling menyalahkan sehingga dapat merugikan semua pihak.
"Bersinergi itu penting dan tidak boleh mempertahankan ego, misalnya tidak boleh menganggap pemerintah saja yang selalu benar, atau TNI-Polri yang benar, namun harus berkoordinasi yang baik," ujarnya.
Dia menjelaskan selain itu, pihaknya juga menginstruksikan kepada aparat pemerintah baik di tingkat atas hingga bawah secara berkala mensosialisasikan kepada masyarakat untuk tidak terlalu terpengaruh dengan isu-isu atau informasi yang belum tentu kebenarannya.
"Saya juga meminta pihak gereja dan tokoh-tokoh masyarakat turut membantu pemerintah menjaga keamanan dengan mensosialisasikan hal ini juga," katanya lagi.
Dia menambahkan pihaknya juga meminta masyarakat turut mengisi pembangunan dengan membantu menjalankan program-program pemerintah daerah.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top