Spirit Penyandang Disabilitas Meraih Kesuksesan
Foto: istimewaJudul : Change Your Destiny
Penulis : Rully Roesli
Penerbit : Qanita
Cetakan : Pertama, Agustus 2018
Tebal : 200 halaman
ISBN : 978-602-402-124-5
Terlahir sebagai seorang disabilitas, tidak menghalangi Rully Roesli, berjuang meraih cita-cita menjadi dokter. Dengan semangat juang tinggi, tidak kenal putus asa, dia akhirnya berhasil menjadi dokter ginjal terkemuka. Bahkan, Rully berhasil mendirikan RS khusus Ginjal Ny RA Habibie.
Pada usia lima tahun, Rully tiba-tiba terserang penyakit polio, sehingga lumpuh permanen pada kaki kirinya. Keadaan itu tentu saja mengubah jalan hidup Rully. Akan tetapi, dia berani melawan. Rully memilih bangkit dan mengembangkan potensi. Menurutnya, seseorang yang telah dilahirkan dengan kondisi kurang beruntung sebenarnya diberi kesempatan untuk mengubah nasibnya (hal 35).
Dia juga menyadari setiap manusia berpeluang sama, baik penyandang disabilitas atau tidak. Semua berhak untuk berprestasi dan meraih kesuksesan. Kuncinya gigih berusaha dan berdoa sungguh-sungguh. Ada juga pengalaman-pengalaman menarik dari para penyandang disabilitas lain. Mereka berani untuk mengubah hidup. Keterbatasan tidak menghalangi mereka untuk berprestasi dan mengejar mimpi meraih kesuksesan.
Jessica Cox, misalnya, terlahir tanpa lengan. Keadaan itu sempat membuatnya marah dan sedih. Tentu kekurangan tersebut telah menyulitkan berbagai aktivitas. Akan tetapi pada usia empat, Jessica berhasil mengatasi kekurangannya dan mulai percaya diri. Lalu pada usia 10, dia ikut pelatihan taekwondo di sekolah dan berhasil meraih sabuk hitam pada usia 14 tahun.
Prestasi lain, berhasil menyabet juara pertandingan "Arizona State Champion" dalam peserta umum, bukan khusus penyandang difabel. Tidak hanya menggeluti taekwondo, dia juga aktif renang, menyelam, dan selancar. Yang lebih menakjubkan, dia berhasil mengantongi lisensi pilot.
Dia memperoleh pernghargaan "Guinness World Record: The Only Pilot to Fly with Their Feet." Dia satu-satunya pilot yang terbang menggunakan kaki. Dia juga meraih "US Inspiration Awards for Woman 2012." Jessica telah menjadi pembicara motivasi dan berbagi pengalaman ke 20 negara. Tahun 2015, dia telah menerbitkan buku autobiografi Disarm Your Limits (Lucuti Keterbatasan Anda) hal 116-117.
Dari negeri sendiri, ada Untung, seorang guru yang lahir di Madura. Sebagaimana Jessica Cox, dia juga terlahir tanpa tangan. Namun, keadaan itu tidak membuatnya sedih berkepanjangan. Menurutnya, masih banyak yang patut disyukuri. Tidak ada tangan, masih ada kaki. Meski kerap diganggu dan harus berjuang lebih keras saat menempuh pendidikan di sekolah umum, Untung tetap menjalani dengan tegar. Meski cacat permanen, tidak menghalanginya untuk menjadi seorang guru. Guru adalah panggilan jiwanya.
Untung memiliki etos kerja yang sangat kuat, sehingga meski guru honorer, teman-temannya mengangkat menjadi Wakil Kepala Sekolah. Untuk menafkahi keluarga, dia juga beternak ayam (hal 118). Masih ada kisah-kisah lain penyandang disabilitas yang berhasil meraih kesuksesan, di antaranya Helen Keller, Albert Einstein, Ludwig Van Beethoven, Louis Braille, dan Stephen William Hawking.
Kecatatan tubuh justru sebagai "epifani' atau terang ilahi dalam menjalani kehidupan.
Buku ini membawa pesan, dalam menghadapi berbagai masalah, pembaca harus percaya dengan kemampuan sendiri. Kita harus gigih dalam berjuang, tidak boleh mudah putus asa dengan keadaan.
Diresensi Ratnani Latifah, Alumna Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara
Redaktur:
Penulis: Arip, CS Koran Jakarta, Dika, Dimas Prasetyo, Dio, Fandi, Fathrun, Gembong, Hamdan Maulana, Hayyitita, HRD, Ichsan Audit, Ikn, Josephine, Kelly, Khoirunnisa, Koran Jakarta, Leni, Lukman, Mahaga, Monic, Nikko Fe, Opik, Rabiatul Adawiyah, Rizky, Rohmad, Sujar, Tedy, User_test_2, Wawan, Zaky
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Ini Solusi Ampuh untuk Atasi Kulit Gatal Eksim yang Sering Kambuh
- 2 Sah, KPU Surabaya Tetapkan Eri-Armuji Raih Suara Terbanyak Pilkada Surabaya
- 3 Perluas Pasar, Produk Halal RI Unjuk Gigi di Istanbul
- 4 Jika Rendang Diakui UNESCO, Pemerintah Perlu Buat "Masterplan"
- 5 Jangan Masukkan Mi Instan dalam Program Makan Siang Gratis