Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 03 Nov 2017, 01:00 WIB

Peran Teknologi terhadap Industri Kreatif Indonesia

Ilustrator menggambar wajah menggunakan scratch book dalam Dell EMC Forum (DEF) 2017, Jakarta, Kamis (2/11). Cara ini merupakan ajang berbagi pengalaman teknologi bagi para profesional TI untuk bertemu rekan seprofesi, mendiskusikan strategi TI, serta mendiskusikan langsung solusi yang ditawarkan Dell EMC.

Foto: koran jakarta/wachyu ap

Perkembangan teknologi membuat masyarakat Indonesia semakin dinamis untuk menciptakan banyak hal. Tak terkecuali dalam lingkup kreatif, para desainer, komikus atau karikaturis juga turut terbantu melalui beragam perangkat pendukung berteknologi tinggi.

Perkembangan teknologi membuat masyarakat Indonesia semakin dinamis untuk menciptakan banyak hal. Tak terkecuali dalam lingkup kreatif, para desainer, komikus atau karikaturis juga turut terbantu melalui beragam perangkat pendukung berteknologi tinggi.

Industri kreatif, di era digital seperti ini memiliki peranan penting. Industri ekonomi kreatif tercatat berkembang positif dengan pertumbuhan 5,6 persen antara 2010-2013. Industri ini menyumbang 7,1 persen terhadap PDB dan berhasil menyerap sekitar 12 juta tenaga kerja, menjadikannya salah satu ranah andalan untuk mendorong peningkatan pendapatan masyarakat serta berperan strategis dalam memerangi pengangguran dan kemiskinan.

Salah satu industri kreatif yang berkembang ada di lingkup desainer, komikus atau karikaturis. Dalam bidang ini, kemajuan teknologi beserta pola hidup masyarakat moden turut mengembangkan para artis atau pelaku seni di bidang ini. Oscar Budi Trianto, karikaturis, menjelaskan kepada Koran Jakarta bahwa profesi karikaturis di era digital saat ini, memiliki peluang besar untuk berkembang.

"Akses digitalnya sudah mumpuni, minat masyarakat pun pada hal yang berbau kemudahan akibat digitalisasi juga menjadi keuntungan. Prosesnya menjadi simpel, konsumen tinggal kirim file melalui email atau pesan singkat whatsapp, lalu tinggal karikaturis kerjakan. Ketika selesai, formatnya pun berbentuk digital walaupun kami sertakan juga hasil cetaknya. Keunggulan karikatur digital, file-nya jauh lebih stabil jika dibanding konvensional, apabila ingin di cetak ulang," terang Oscar saat ditemui diacara Journalis Gathering Produk Wacom 'Teknologi untuk Kreativitas Indonesia' di Jakarta, belum lama ini.

Oscar melanjutkan, perkembangan teknologi sangat membantu proses kreatifnya, sekarang tinggal bagaimana membangun minat masyarakat terhadap seni ini. "Untuk profesi karikaturis di era ini sebenarnya peluang besar. Cuma di Indonesia yang saya lihat kebanyakan belum menerima apa itu karikatur, karena dianggap menjelekkan seseorang. Padahal itulah seninya, bukan bermaksud menjelekkan tapi lebih pada menonjolkan ciri khas orang tersebut sedemikan rupa, namun kita tetap mengenalnya," lanjutnya.

Secara tradisi, karikatur digital dan konvensional memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Dari sisi artisnya, jelas menggambar karikatur di atas kanvas harus ekstra hati-hati karena tidak boleh ada kesalahan, sedangkan menggambar di wadah digital, bisa lebih leluasa, karena bisa dihapus jika ada kesalahan.

"Tapi tetap karya karikatur yang konvensional lebih terasa memiliki ruh di dalamnya dan itu yang membuatnya mahal. Sedangkan karikatur digital, juga tidak kalah bagus sebenarnya semua tergantung siapa artisnya, dan hasil dari karyanya itu sendiri. Untuk harga karikatur digital itu, per kepala sekitar 200-500 ribuan rupiah," tutup Oscar. ima/R-1

Bangun Potensi

Perkembangan teknologi membuat para insan kreatif semakin dinamis untuk menciptakan banyak hal. Untuk itu, Wacom Co Ltd, perusahaan teknologi asal Jepang melihat para pelaku kreatif Indonesia sangat potensial. Untuk itu strategi Wacom tidak hanya sekedar menjual produk, melainkan tutur mengedukasi masyarakat khususnya kaum muda agar lebih tertarik menekuni bidang kreatif, seperti karikatur.

"Sejak dua tahun lalu, Wacom bergerilya ke seluruh sekolah di Indonesia guna menggelar workshop secara cuma-cuma. Kami melakukan ini dibantu teman-teman komunitas, di mana para pelajar diberi materi dasar soal membuat gambar 2-3 dimensi, arsitektur, fotografi serta animasi dengan menggunakan fasilitas 20 unit produk demo kami," terang Country Manager, Indonesia Creative Business Unit Wacom, Bayu Eko Susetio.

Sejauh ini Wacom sudah melakukan workshop lebih dari 100 sekolah di seluruh Indonesia, mulai dari Bandung, Semarang, Yogyakarta, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan melalui partner-partner kita. "Tingkat sekolah yang kita sasar yaitu SMK multimedia animasi, tapi belakangan kita melihat SD juga berpeluang untuk kita masuki, untuk meletakkan dasar pemahaman soal kreatif di ranah digital ini," lanjut Bayu.

Selanjutnya apabila para pelajar tersebut memiliki kemampuan, talen tersebut akan di arahkan, untuk memperdalam materi membuat gambar 2-3 dimensi, arsitektur, fotografi serta animasi lebih detail.

Sementara itu, Senior Director of Sales & Marketing, Asia Pasific Wacom, KS Ong menambahkan, Wacom sudah melakukan sejumlah inovasi sejak 1980. Salah satu teknologi utamanya adalah pena digital dengan teknologi elektrostatis. Teknologi ini memudahkan masyarakat untuk mendesain dan berkarya tanpa batas.

Pada momen ini, Wacon juga memperkenalkan tablet terbaru Wacom Intuis Pro, teknologi pena digital yang memiliki 4 kali akurasi pressure sensitivity yang lebih tinggi dari produk sebelumnya, Wacom Cintiq Pro, tablet dengan display beresolusi 4K dan Wacom Mobile Studio Pro.

"Ketiga produk ini akan membuat kreativitas masyarakat Indonesia semakin berkembang. Misi kami adalah memberikan inspirasi dan memenuhi kebutuhan masyarakat dunia untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih kreatif," pungkasnya. ima/R-1

Inovasi Teranyar

Tak kalah gemerlap dengan kota-kota metropolitan, seperti New York, London, Tokyo dan Singapore, keberadaan iklan LED Display Daktronics berukuran 15,36 meter (tinggi) x 7,68 meter (lebar) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), SCBD, Jakarta pun turut meningkatkan pemandangan kota kelas dunia.

Nyomananda, Presiden Direktur & Owner MIB saat peluncuran di Jakarta menjelaskan, media ini dinilai efektif untuk beriklan secara visual bagi konsumen. "Ini bukan hanya lokasi yang strategis, tetapi juga prestisius untuk pemasangan iklan LED display sekaligus dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang diiklankan. Ini karena LED display menghasilkan gambar visual berkualitas tinggi dan sangat menarik," kata Nyomananda, di Jakarta, kemarin.

Dari sisi teknologi, spesifikasi LED display yang dipajang tersebut adalah DVX-1801, dengan pixel pitch 10 mm, dan matrix size 1512x756 (HD). Sedangkan lampu LED adalah Nichia kualitas tinggi, hemat energi, eco green serta bertahan dalam segala cuaca.

"Ini adalah produk terbaru dari Daktronics Inc. berpusat di Brookings, South Dakota, AS. Perusahaan ini adalah market leader di dunia di bidang display LED," ujarnya.

Sementara itu, Mendag Enggartiasto Lukita mengatakan, dunia sekarang sudah memasuki era digital, termasuk penggunaan media LED Display dalam industri periklanan luar ruang.

"Lewat Media LED Video Display ini para pelaku industri perdagangan dapat melakukan Commercial Freedom of Speech-nya berupa pengenalan, promosi produk dan jasa kepada publik. Kita tidak bisa hindari perkembangan ini. Jika tidak mengikutinya, maka kita akan tertinggal, bahkan tergilas kemajuan itu sendiri," pungkas Nyomananda.ima/R-1

Redaktur:

Penulis:

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.