Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 25 Sep 2017, 01:00 WIB

Parasit Otak yang Memperkuat Gangguan Neurologis

Seorang anak laki-laki tengah memeluk hewan peliharaannya. Toxoplasma Gondii merupakan parasit otak yang membahayakan, yang diduga menumpang hidup pada hewan peliharaan, seperti anjing, kucing.

Foto: istimewa

Parasit otak bernama Toxoplasma Gondii diperkirakan telah menghinggapi minimal 2 miliar orang di seluruh dunia. Dan bukti baru menunjukkan parasit ini ternyata lebih berbahaya daripada yang kita pikirkan.

Toxoplasma Gondii adalah parasit yang menumpang hidup pada hewan seperti kucing, anjing, kelinci, kambing, atau babi. Parasit ini bisa ditemukan pada feses hewan-hewan tersebut.

Infeksi parasit Toxoplasma Gondii bisa berdampak fatal pada ibu hamil karena bisa menyebabkan cacat bayi. Para peneliti baru-baru ini menemukan, parasit itu bisa mengubah dan memperkuat berbagai gangguan neurologis, termasuk epilepsi, Alzheimer, Parkinson, dan kanker.

"Penelitian ini merupakan paradigm shifte (perubahan pola pikir). Kita sekarang harus memasukkan penyakit menular ke dalam persamaan penyakit neurodegenerative, epilepsi, dan kanker syaraf," Dennis Steindler, kata salah satu tim, neuroscientist dari Tufts University.

Temuan ini merupakan bagian dari penelitian yang sedang berkembang saat ini, yang mempelajari bagaimana parasit Toxoplasma Gondii, yang umumnya ditularkan ke manusia melalui kontak dengan kotoran kucing (atau dengan makan daging mentah) dapat menyebabkan infeksi yang dapat mengubah dan memanipulasi kimia otak.

Kendati ada dugaan demikian, ada penelitian lain juga menyebutkan, sangat meragukan adanya korelasi parasit Toxoplasma Gondii dengan kejadian kondisi penyakit neurologis yang ada sejauh ini. Namun para peneliti yang terdiri lebih dari 30 peneliti dari 16 institusi ini, secara kuat menyatakan ada kemungkinan besar protein yang dikontrol Toxoplasma Gondii mempengaruhi kimia saraf manusia, yang memicu perubahan pada otak yang dapat menyebabkan penyakit neurodegeneratif.

"Kami menduga itu melibatkan banyak faktor. Intinya adalah penyelarasan karakteristik parasit itu sendiri, gen yang diekspresikan di otak yang terinfeksi, merupakan gen yang penuh kerentanan yang dapat membatasi kemampuan inang untuk mencegah infeksi, dan gen yang mengendalikan kerentanan terhadap penyakit juga ada ditubuh manusia" kata Rima McLeod, peneliti lainya, dari University of Chicago.

Memperbesar Risiko Penyakit

Untuk mengetahui hal ini, para peneliti menganalisis data dari The National Collaborative Chicago-Based Congenital Toxoplasmosis Study, yang sejak 1981 telah memantau 246 bayi dengan toxoplasmosis bawaan, infeksi yang disebabkan oleh Toxoplasma Gondii.

Hasilnya menunjukkan bahwa fragmen mikroorganisme dan protein yang ditemukan pada anak-anak dengan paparan parasit Toxoplasma Gondii berat dapat meningkatkan risiko epilepsi karena mengubah komunikasi antara sel otak yang disebut neuron GABAergic, dan menemukan kaitan antara Toxoplasma Gondii dan hampir 1.200 gen manusia yang berperan dalam berbagai jenis kanker.

Untuk memperkuat temuan ini, para peneliti menyimpulkan ada kemungkinan campur tangan berbasis protein Toxoplasma Gondii dalam lingkungan otak, mungkin bisa mempengaruhi atau mengaktifkan kerentanan yang sudah ada pada beberapa orang, untuk terserang penyakit tersebut.

"Kami berhipotesis bahwa penyakit itu terjadi pada gen yang rentan itu relevan ditambah dengan dukungan genotipe parasit dan faktor bawaan dan lingkungan seperti infeksi lain, mikrobioma, atau stres yang mempengaruhi kekebalan tubuh," tulis peneliti dalam laporannya.

Ini merupakan temuan yang mengganggu kita memang, apalagi Toxoplasma Gondii diketahui telah menginfeksi 2 miliar orang di seluruh dunia. Meski penelitian ini belum maksimal, para peneliti menyatakan temuannya akan berlanjut untuk memeriksa potensi dampak parasit pada jalur saraf lebih jauh.

"Pada saat yang sama, kita harus menerjemahkan aspek penelitian ini ke dalam perawatan dan pencegahan yang mencakup segala hal mulai dari obat-obatan hingga perbaikan gaya hidup, untuk menunda timbulnya penyakit dan perkembangannya," tutup Steindler. ima/R-1

Pengaruhi Suasana Hati

Sementara itu, pada penelitian lainya, ada dugaan parasit tersebut dapat memicu sejumlah penyakit pada otak, di antaranya Alzheimer, skizofrenia ataupun gangguan mood. Hipotesis mereka mengatakan, parasit tersebut disinyalir dapat mengubah susunan kimiawi di otak manusia, sehingga membuatnya rentan terserang penyakit ini.

Peneliti mengujicobakan teori mereka pada tikus. Satu kelompok tikus diinfeksi dengan parasit ini, dan ketika diperhatikan ada kejadian modifikasi otak, menyerupai kondisi otak saat diserang penyakit Alzheimer.

Kemudian ketika dites, ada gangguan kemampuan belajar dan memori mereka. Indikasi yang cukup menonjol terletak pada perubahan susunan kimiawi otak pada tikus yang terinfeksiToxoplasma Gondii. Bahkan keberadaan parasit tersebut terbukti meningkatkan kemungkinan si tikus untuk terserang Alzheimer. Demikian seperti dilaporkan Daily Mail.

Editor Journal of Parasitology di mana studi ini dipublikasikan, Michael Sukhdeo menjelaskan Toksoplasma Gondii, berpeluang besar untuk memicu Alzheimer karena parasit ini memang gemar tinggal di dalam otak.

"Bila ini terbukti pada manusia, maka parasit tersebut harus benar-benar dihindari untuk meminimalisir risiko pada janin maupun orang dewasa,"ungkapnya.

Baru-baru ini, Toxoplasma Gondii juga dikaitkan oleh peneliti dari Juarez University di Meksiko dengan gejala Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD), versi ekstrem dari Premenstrual Syndrome (PMS). Menurut peneliti, perempuan dengan PMDD berpeluang lebih besar mengalaminya karena terkena infeksi parasit tersebut. Ini karena infeksi Toxoplasma Gondii memicu pelepasan neurotransmitter di otak yang berpengaruh pada mood atau suasana hati. ima/R-1

Penulis:

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.