Natasha Dematra Raih Penghargaan Film Internasional di Venezuela
Foto: KORAN JAKARTA/MAMBANG YAZIDBertepatan dengan Hari Anak Perempuan Internasional yang jatuh pada 11 Oktober 2017 kemarin, sutradara perempuan termuda di dunia asal Indonesia, Natasha Dematra meraih penghargaan Film Musik Terbaik di Five Continents International Film Festival (FCIFF) yang berada di Venezuela, lewat film musik yang berjudul Bumiku.
Menurut penilaian juri di festival berskala internasional yang menerima film-film dari berbagai penjuru dunia itu, film musik Bumiku tak semata hanya mempertunjukkan hiburan, namun juga membawa pesan kuat yang harus digemakan ke seluruh dunia.
Film musik Bumiku merupakan kampanye lingkungan hidup dalam bentuk kreatif sekaligus soundtrack film dokumenter berjudul Siti Nurbaya Bakar: Srikandi Pembawa Perubahan yang disutradarai oleh Damien Dematra, ayah dari Natasha. Film musik ini membawa pesan kuat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup dan dianggap dapat menjadi jembatan kepada masyarakat untuk membangun kesadaran ini.
Natasha mengaku senang, dirinya bisa kembali mengharumkan nama Indonesia di ajang internasional. Sutradara, aktris, produser, penyanyi dan penulis lagu yang pernah meraih penghargaan kesetaraan gender itu berharap, penghargaan yang didapatnya itu bisa menginspirasi para anak perempuan untuk memiliki mimpi dan menggapainya.
"Saya juga berharap semoga ke depannya batas perkawinan anak perempuan yang sebelumnya telah diatur lewat peraturan yang menyebut batas usia setidaknya harus 16 tahun itu dapat berubah. Karena saya percaya bahwa anak perempuan itu juga memiliki potensi dan mimpi yang sama besarnya dengan anak laki-laki," ujar Natasha, di Jakarta, baru-baru ini.
Hari Anak Perempuan pertama kali dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa di tahun 2012. 11 Oktober terpilih sebagai hari yang dikhususkan untuk para anak perempuan di dunia yang menurut data ada 1,1 miliar di seluruh dunia. Tanggal 11 Oktober dianggap dapat mengingatkan dan membangun perhatian terhadap isu pernikahan dini, kekerasan fisik, dan juga perdagangan manusia.
Film musik Bumiku pertama kali diluncurkan pada bulan September 2016 lalu, di Manggala Wanabakti, Jakarta. Pada bulan November, film tersebut ditayangkan dalam konferensi Perubahan Iklim PBB di Marrakech, Maroko. Sementara itu pada awal bulan Februari, International Independent Film Awards menganugerahkan penghargaan Medali Emas Soundtrack Terbaik. Pada bulan Maret, film ini terpilih sebagai "Opening Film" di festival film di New York, Amerika Serikat.
Tak hanya itu, bulan Juni 2017 lalu, Mexico International Film Festival juga menganugerahkan Silver Palm Award untuk kategori Film Musik Terbaik. Pada Hari Konservasi Nasional, film musik ini pun diputar atas kerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Film Musik Bumiku itu juga telah diputar di Taman Nasional Baluran. yzd/S-1
Redaktur:
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 4 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
- 5 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
Berita Terkini
- Mabes Polri Asistensi Penyelidikan Kasus Polisi Tembak Polisi
- Ini Hasil Undian UEFA Nations League: Belanda vs Spanyol, Italia vs Jerman
- Masyarakat Perlu Dilibatkan Cegah Gangguan Mental Korban Judol
- Tiga Seksi Tol IKN Belum Bertarif saat Difungsionalkan pada 2025
- Rapat Persiapan Libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025