Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 21 Jul 2018, 01:00 WIB

Mewaspadai Gejala Nyeri Alih pada Tubuh

Foto: istimewa

Penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian nomor satu di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Penyakit pembuluh darah seperti stroke dan hipertensi juga masih berada dalam kategori yang sama, dan seiring majunya perkembangan teknologi dan gaya hidup yang buruk, membuat sebanyak 22 persen di antara pasien penyakit jantung berusia di antara 15 hingga 35 tahun.

Penyakit jantung yang paling sering menyerang orang adalah atherosclerosis atau terjadi penyumbatan di pembuluh darah. Hal itu disebabkan oleh lemak yang berada pada pembuluh darah sehingga akhirnya menyumbat jalannya darah yang kalau dibiarkan begitu saja dapat mengakibatkan yang penyempitan pada pembuluh darah hingga penyakit jantung koroner atauserangan jantung.

"Sebenarnya perlemakan pada pembuluh darah itu sudah dimulai sejak usia 10 tahun, namun progresnya itu dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor," ujar dr. Johan Winata, Sp. JP(K), FIHA, spesialis jantung dan pembuluh darah dari Rumah Sakit Pondok Indah Puri Indah.

Orang dengan riwayat keluarga yang memiliki penyakit jantung, gula darah yang tinggi, serta aktif merokok, memiliki risiko paling besar untuk mengalami penyakit jantung koroner. Namun, gaya hidup yang tidak sehat menjadi penyebab paling besar.

Menurut Johan, gaya hidup penting terutama dengan orang yang sering kali makan berlebih namun kurang melakukan aktivitas sehingga akhirnya terjadi penumpukan lemak dalam tubuh. Kolestrol jahat atau LDL yang bisa didapatkan dari makanan pun menjadi salah satu faktor penyebab penyumbatan dalam pembuluh darah.

Gejala yang biasanya dialami orang dengan penyakit jantung koroner biasanya memiliki nyeri dada yang khas di belakang tulang dada, menjalar ke lengan kiri, dan sensasinya seperti tertusuk, ditimpa benda, dan terbakar, tetapi berbeda untuk setiap orang. 70 persen pasien dengan penyakit jantung koroner memang mengalami nyeri dada khas, tetapi 30 persen lainnya mengalami nyeri alih, yaitu nyeri pada bagian tubuh lainnya seperti ulu hati, leher, gigi, dan rahang.

Ada yang harus dibedakan dari nyeri karena penyempitan pembuluh darah dan serangan jantung. Jika karena penyempitan, nyeri timbul saat sedang melakukan olahraga atau aktivitas karena adanya penyempitan di pembuluh darah koroner.

Namun saat sedang beristirahat, nyerinya berkurang atau hilang karena kinerja jantung jadi berkurang. "Kalau pada serangan jantung, nyeri dadanya lebih berat. Lalu berkeringat dingin, mual, muntah. Nyeri dadanya juga tidak hilang," kata dr. Johan.

Untuk mendeteksi sejak dini, masyarakat bisa mencoba melihatnya dari riwayat keluarga, gula darah, perokok atau tidak, dan kalau ternyata cocok dengan ketiganya, dapat mulai sadar dan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat.

Seperti berolahraga secara rutin semisal 1.000 kalori per minggu, mengonsumsi makanan yang bernutrisi baik, serta berhenti merokok. Jika sudah mulai merasakan gejala-gejalanya, dapat mulai melakukan pemeriksaan medis untuk mengetahui apakah sudah ada penyempitan pada pembuluh darah yang mengganggu fungsi jantung atau tidak, dan pada pembuluh darah mana penyempitan terjadi, sehingga mendapatkan penanganan yang tepat.

Kalau terjadi di pembuluh darah besar yang mengalir ke otak, maka dapat menyebabkan penyakit stroke, dan jika mengalir ke jantung, itulah yang menyebabkan penyakit jantung koroner. gma/R-1

Pemasangan Ring

Tindakan invasif biasanya dilakukan pada penderita jantung koroner. Yang paling sering dilakukan adalah Coronary Stent atau yang dikenal dengan pemasangan ring pada jantung. Ring ini berfungsi untuk membuka pembuluh darah sehingga darah dapat mengalir dengan lancar.

Meskipun begitu, pemasangan ring tidaklah dapat menyembuhkan penyakit jantung koroner karena hanya bersifat sementara waktu saja sebelum akhirnya pembuluh darah kembali menyempit.

"Semakin banyak ring yang dipakai, semakin besar kemungkinan pembuluh darah itu menyempit kembali, selain itu jika melakukan pemasangan ring maka tidak dapat melakukan by pass," jelas dr. Johan.

Namun hingga saat ini, pemasangan ring memiliki manfaat yang lebih baik dibandingkan dengan tindakan pengobatan lainnya seperti bedah jantung, atau bedah by pass untuk memperpanjang usia dan meningkatkankualitas hidup seseorang.

Tidak dipungkiri, meskipun 22 persen penderita penyakit jantung koroner ada pada usia 15 tahun hingga 35 tahun, lebih dari 70 persen di antaranya diderita oleh orang berusia 35 tahun ke atas. Gaya hidup sehat pun disebut menjadi salah satu jalan keluar agar dapat terhindar oleh penyakit terutama penyakit jantung koroner.

Mengonsumsi makanan yang sehat dan berolahraga kerap menjadi acuan gaya hidup sehat. Namun kenyataannya, kedua hal tersebut sangatlah sulit untuk dilakukan.

Menurut dr. Michael Triangto, SpKO dalam acara partners gathering Rumah Sakit Mitra Keluarga, masih banyak orang yang beranggapan kurang tepat mengenai gaya hidup sehat itu, termasuk dalam berolahraga.

"Konsep berolahraga itu harus pegal-pegal dan mengeluarkan keringat, padahal sebenarnya tidak. Olahraga itu dapat disesuaikan dengan denyut jantung, dan kesehatan masing-masing orang," jelas dr. Michael.

Prinsip dasarnya, olahraga dapat dilakukan di mana saja tanpa harus mengenakan pakaian olahraga yang sesuai, di tempat gym, atau yang lainnya. Melainkan, dapat teratur dan berkesinambungan.

"Yang penting, mempunyai niat untuk membangun dan menyadari kalau ternyata dapat melakukan olahraga," katanya. Ia menyarankan, berolahraga dengan jalan kaki adalah yang terbaik yang bisa dilakukan oleh manusia. Karena jika orang tersebut dalam kondisi yang sehat, pastinya mampu memobilitasikan dirinya untuk berjalan. Namun dengan catatan, harus terprogram dengan baik sehingga tidak hanya sekedar menghabiskan waktu dengan berjalan saja. Tetapi dapat pula mendapatkan manfaat dari berolahraga berjalan kaki. gma/R-1

Penulis:

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.