Kementan Menyebut Dua Perusahaan yang Jual Beras Impor ke PIBC Diproses Bareskrim
Beras Impor merembes ke Pasar Induk Beras Cipinang
Foto: IstimewaJAKARTA- Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan dua perusahaan yang diduga melakukan penjualan beras impor Jasmine Rice di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) kini tengah diproses oleh Bareskrim Polri.
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menjelaskan beras impor asal Vietnam dengan kemasan beras Jasmine telah diangkut oleh pihak Kepolisian dari Pasar Cipinang, Jakarta Timur.
"Barang beras yang sudah (rembes) di Pasar Cipinang sudah diambil Polisi, beserta karungnya. Yang kedua, dua pabrik atau dua perusahaan gudangnya sudah disegel atau police line dan dua perusahaan itu sudah diproses di Bareskrim," kata Suwandi dalam RDP yang digelar Komisi IV di Gedung DPR/MPR Senayan Jakarta, Senin (25/1).
Seperti diberitakan sebelumnya, rembesnya beras impor asal Vietnam jenis jasmine rice di Pasar Induk Beras Cipinang menimbulkan kekhawatiran bagi para pedagang.
Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) menyatakan temuan beras Jasmine Rice dijual dengan harga relatif murah. Setelah kemasannya dibuka, ternyata beras tersebut merupakan beras premium biasa.
Dalam RDP tersebut, Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Arief Prasetyo Adi menjelaskan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) Persero dan PT Sarinah mendapat tugas impor beras khusus.
Arief pun mengakui beras tersebut masuk ke Pasar Induk Beras Cipinang. Namun hal tersebut sudah dikoordinasikan dengan Menteri BUMN Erick Thohir dan Ditjen Tanaman Pangan Kementan.
"Beras khusus ini yang memang tidak diproduksi di Indonesia, seperti Basmati dan Jasmine Rice. Kemudian terjadi ada masuk sedikit di Pasar Induk Beras Cipinang. Saya sudah berkoordinasi dengan Dirjen Tanaman Pangan dan Menteri BUMN," kata Arief seperti dikutip dari Antara.
Arief menegaskan volume stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) mencapai di atas 32.000 ton, yang berarti stok tersebut dinilai aman memenuhi konsumsi pangan masyarakat. Dengan begitu, seharusnya tidak ada beras impor yang masuk ke PIBC.
"Artinya produksi beras lokal cukup sehingga memang kalau ada beras impor masuk ke sana dan itu bukan untuk hotel dan restoran untuk beras khusus, memang tidak di tempatnya," katanya.bud/E-9
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Presiden Prabowo Meminta TNI dan Polri Hindarkan Indonesia jadi Negara yang Gagal
- 2 Lestari Moerdijat: Tata Kelola Pemerintahan Daerah yang Inklusif Harus Segera Diwujudkan
- 3 Majukan Ekosistem Digital Indonesia, Diperlukan Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat
- 4 Tayang 6 Februari 2025, Film Petaka Gunung Gede Angkat Kisah Nyata yang Sempat Viral
- 5 Utusan Presiden Bidang Iklim dan Energi Sebut JETP Program Gagal
Berita Terkini
- Berhasil Atasi Masalah Dolar, Pluang Jamin Keamanan Dana Nasabah
- Tiga Hari ke Depan Waspada Hujan Deras
- Tiongkok Umumkan Tarif Impor untuk Sejumlah Barang dari AS
- Kabar Gembira bagi Timnas Indonesia, Naturalisasi Romeny, Geypens, dan Markx Disetujui DPR
- Dengerkan Keluhan Promotor Musik, Kemenekraf Siap Bantu Pecahkan Masalah