Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 01 Okt 2019, 01:00 WIB

Bahan Nontoksin Kimiawi dari Pengembangan Bioteknologi

Foto:

Seorang ilmuwan berhasil menemukan sebuah metode dengan menggunakan salah satu sumber daya alam paling berlimpah di dunia sebagai pengganti bahan kimia buatan manusia. Bahan tersebut biasa digunakan dalam sabun dan ribuan produk rumah tangga lainnya.

Sebuah proyek penelitian inovatif, yang dipimpin oleh University of Portsmouth telah menunjukkan bahwa jerami dapat menciptakan 'biosurfacant', yang menyediakan bahan alternatif non-toksik dalam berbagai macam produksi yang biasanya mencakup bahan sintetis. Yang seringnya berbasis minyak bumi.

Proyek bioteknologi ini bertujuan untuk memecahkan salah satu masalah lingkungan paling mendesak di planet ini dan mencari cara untuk mengurangi jumlah bahan kimia buatan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini berada dalam pengawasan bersama antara Pusat Inovasi Enzim Universitas Portsmouth dan juga bekerja bersama dengan Universitas Amity di India dan Institut Teknologi India.

Penelitian ini mencari pengganti alami untuk surfaktan kimia, bahan aktif utama dalam produksi produk pembersih, obat-obatan, suncream, make-up dan insektisida. Surfaktan menahan minyak dan air bersama-sama, membantu menurunkan tegangan permukaan cairan, membantu daya pembersihan dan penetrasi produk.

Dr Pattanathu Rahman, ahli bioteknologi mikroba dari University of Portsmouth dan Direktur TeeGene, bekerja dengan beberapa ilmuan sejak 2015 untuk membuat biosurfacant dengan menyeduh jerami padi dengan enzim. Para ilmuwan percaya metode ramah lingkungan ini menghasilkan bahan berkualitas tinggi yang dibutuhkan industri manufaktur.

Dr Rahman mengatakan: "Surfaktan ada di mana-mana, termasuk deterjen, pelembut kain, lem insektisida, sampo, pasta gigi, cat, pencahar dan make up. Bayangkan jika kita bisa membuat dan memproduksi biosurfacant dalam jumlah yang cukup untuk digunakan sebagai pengganti surfaktan. Penelitian ini menunjukkan bahwa kini kita sudah selangkah lebih dekat untuk memanfaatkan penggunaan limbah pertanian yang persediaannya berlimpah, " kata Rahman.

Para ilmuwan percaya bahwa penggunaan biosurfaktan yang dibuat dari jerami padi atau limbah pertanian lainnya dapat memiliki efek ekologis positif. Saat ini Ada kekhawatiran yang tinggi tentang dampak surfaktan kimia yang digunakan dalam produk rumah tangga, yang sebagian besar berakhir di lautan. Sementara itu Jerami padi adalah produk sampingan alami dari panen padi, dengan jutaan ton di seluruh dunia setiap tahunnya.

Petani sering membakar limbah yang menghasilkan emisi lingkungan yang berbahaya. Menggunakannya untuk membuat produk lain bisa menjadi proses daur ulang yang efisien dan bermanfaat. Selain itu mungkin saja ada keuntungan ekonomi untuk menggunakan biosurfacant yang dihasilkan dari limbah pertanian.

Dr Rahman menjelaskan: "Tingkat kemurnian yang dibutuhkan untuk biosurfaktan di industri di mana mereka digunakan sangat tinggi. Karena itu, mereka bisa sangat mahal. Namun, metode yang kami miliki untuk menghasilkan mereka membuatnya jauh lebih ekonomis dan hemat biaya. Ini teknologi yang sangat menarik dengan potensi luar biasa untuk aplikasi di berbagai industri" kata Rahman.

Studi ini menunjukkan bahwa biosurfaktan dapat menjadi alternatif potensial untuk molekul surfaktan sintetis, dengan nilai pasar $ AS2, 8 miliar pada tahun 2023. Minat yang besar pada biosurfaktan dalam beberapa tahun terakhir juga karena toksisitas rendah.

Sifat biodegradable dan spesifisitas, yang akan membantu mereka memenuhi kebijakan Surfaktan Eropa. Dr Rahman mengatakan proses memproduksi biosurfacants membutuhkan cara baru terhadap produk sabun dan pembersih.

"Kebanyakan orang menganggap sabun sebagai cara yang efektif untuk menghilangkan bakteri dari kulit mereka. Namun, kami telah membalik konsep ini dengan menemukan cara untuk membuat sabun dari bakteri. Mereka memiliki sifat anti-mikroba yang cocok untuk produk kosmetik dan bioterapi. Pendekatan ini akan menghasilkan sebagian besar solusi pengelolaan limbah dan dapat menciptakan peluang kerja baru," tambah Rahman. nik/berbagai sumber/E-6

Penulis:

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.