Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Ukraina I Energoatom: Beberapa Sensor Radiasi Rusak Akibat Serangan Tembakan

Zelenskyy: Serangan Terhadap PLTN Jadi Masalah Global

Foto : AFP/Bulent KILIC

Puing Roket I Seorang lansia memandangi puing roket yang dikelilingi garis pembatas dan jatuh di Kota Kramatorsk, Ukraina, pada Kamis (11/8). Puing roket itu diduga ditembakkan oleh pasukan Russia dari garis depan pertempuran.

A   A   A   Pengaturan Font

KYIV - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, dalam pidato hariannya pada Kamis (11/8) malam mengatakan bahwa telah terjadi lagi gempuran artileri oleh pasukan Russia dari sekitar fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terbesar di Eropa yaitu Zaporizhzhia di Ukraina.

"Tidak ada negara lain yang pernah menggunakan PLTN dengan begitu gamblangnya untuk mengancam seluruh dunia," kata Presiden Zelenskyy. "Dan sudah jelas bahwa semua pihak di dunia harus segera bereaksi untuk mengusir penjajah dari wilayah PLTN Zaporizhzhia. Ini adalah untuk kepentingan global, bukan semata hanya untuk kepentingan Ukraina," imbuh dia seraya menuduh bahwa Moskwa telah melakukan "pemerasan nuklir" terkait hal ini.

Berdasarkan keterangan dari perusahaan energi Ukraina, Energoatom, telah terjadi lima serangan yang dilakukan di kompleks PLTN Zaporizhzhia pada Kamis (11/8), termasuk di dekat tempat penyimpanan bahan radioaktif yang menimbulkan kepulan asap yang luas dan beberapa sensor radiasi mengalami kerusakan.

Sementara, pejabat yang ditunjuk Russia mengatakan bahwa pasukan Ukraina telah menembak sebanyak dua kali ke arah pembangkit listrik tenaga nuklir itu.

Sebelumnya, baik Ukraina dan Russia, telah berulang kali saling tuding gempuran terhadap dan dari PLTN itu dilancarkan oleh masing-masing pihak. Ukraina juga menuding bahwa Russia telah menembakkan misil ke kota-kota Ukraina dari PLTN yang didudukinya, karena tahu akan berisiko bagi Ukraina jika melakukan tembakan balasan.

Menanggapi hal ini, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dalam pernyataan amat prihatin atas situasi tersebut. "Fasilitas PLTN ini tidak boleh digunakan sebagai bagian dari operasi militer apa pun," kata Sekjen Guterres. "Kesepakatan mendesak diperlukan di tingkat teknis mengenai perimeter demiliterisasi yang aman untuk memastikan keselamatan di daerah tersebut," imbuh dia.

Sementara itu dalam pidato di Dewan Keamanan PBB, ketua nuklir PBB, Rafael Grossi mengatakan bahwa hasil penilaian para pakar Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) menunjukkan tidak ada ancaman langsung terhadap keselamatan nuklir sebagai akibat dari penembakan itu. Tetapi ia menambahkan bahwa situasinya bisa berubah setiap saat.

"Setiap hari situasi semakin berbahaya di Zaporizhzhia," ucap Grossi.

Desakan Mundur

PLTN Zaporizhzhia terletak di Kota Enerhodar yang direbut pasukan Russia pada awal Maret, tidak lama setelah mereka menginvasi Ukraina pada 24 Februari. Walaupun dikuasai Russia, staf Ukraina tetap menjalankan operasi PLTN tersebut.

Duta Besar Russia, Vassily Nebenzia, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa tuduhan Russia menembaki PLTN itu tidak masuk akal, seraya mengatakan bahwa saat ini dunia sedang didorong ke ambang bencana nuklir yang sebanding dengan skala Chernobyl. Selain itu Dubes Nebenzia juga mengatakan bahwa para pejabat IAEA bisa mengunjungi lokasi PLTN tersebut pada awal bulan ini.

Sedangkan Duta Besar Ukraina untuk PBB, Sergiy Kyslytsya, dalam kesempatan yang sama memohon agar Russia segera mundur dari PLTN itu. "Tidak ada di antara kita yang bisa menghentikan angin jika membawa radiasi. Tetapi bersama-sama, kita mampu menghentikan negara teroris ini," kata dia.

Seruan yang serupa juga disampaikan Presiden Zelenskyy yang mengatakan bahwa hanya penarikan penuh Russia dan pemulihan kendali secara penuh Ukraina atas situasi di sekitar PLTN yang bisa menjamin dimulainya kembali keamanan nuklir untuk seluruh Eropa.

Prancis mendukung seruan Presiden Zelenskyy dan mengatakan pendudukan Russia atas PLTN tersebut telah mengancam perdamaian.

"Kehadiran dan tindakan pasukan militer Russia di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir secara signifikan meningkatkan risiko kecelakaan dengan konsekuensi yang berpotensi menghancurkan," kata Kementerian Luar Negeri Prancis dalam sebuah pernyataan. AFP/VoA/DW/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top