Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Ukraina I Kyiv Peringati Hari Kemerdekaan pada Rabu (24/8)

Zelenskyy Peringatkan Russia Agar Tak Adili Tentaranya

Foto : AFP/Dimitar DILKOFF

Hari Kemerdekaan I Seorang pria menaiki sebuah tank Russia yang hancur dan dipajang di sebuah jalan raya di Kyiv, Ukraina, pada Minggu (21/8). Pada Rabu (24/8) esok, Ukraina memperingati 31 tahun kemerdekaannya.

A   A   A   Pengaturan Font

KYIV - Russia mungkin akan mengambil langkah provokatif dengan mengadili tentara Ukraina saat Kyiv memperingati 31 tahun kemerdekaan negara pekan depan. Peringatan itu disampaikan oleh Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, pada Minggu (21/8) malam.

Zelenskyy yang mengutip laporan media mengatakan bahwa Russia sedang mempersiapkan untuk menempatkan para pejuang Ukraina yang ditangkap selama pengepungan Mariupol ke meja hijau bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Ukraina pada Rabu (24/8).

Hari Kemerdekaan Ukraina juga akan menandai enam bulan sejak Russia menginvasi Ukraina dalam perang dahsyat yang telah menelan ribuan nyawa serta memaksa jutaan warga Ukraina mengungsi di bagian barat negara itu, menjauhi front pertempuran di bagian timur, atau ke negara-negara tetangganya.

"Jika pengadilan tercela itu terjadi dan jika orang-orang kita dibawa ke pengadilan, maka hal ini akan melanggar semua perjanjian dan semua aturan internasional," ucap Zelenskyy dalam pidatonya. "Ini akan menjadi batas di mana negosiasi tidak mungkin lagi dilakukan," imbuh dia.

Dalam pidatonya, Presiden Zelenskyy juga mengulang kembali topik yang telah dia angkat dalam pidato malam sebelumnya.

"Russia bisa mencoba melakukan sesuatu yang sangat menjijikkan, sangat kejam," ucap Presiden Ukraina itu pada Sabtu (20/8) malam. "Salah satu tujuan utama musuh adalah mempermalukan kita dan menabur kesedihan, ketakutan, serta konflik. Namun kita harus cukup kuat untuk melawan semua provokasi dan membuat penjajah membayar aksi teror mereka," imbuh dia.

Presiden Zelenskyyy pun mengatakan dalam pidato hariannya bahwa ia telah berbicara dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengenai semua ancaman yang bakal ditimbulkan Russia, dan pesan serupa pun telah disampaikan kepada Sekjen PBB, Antonio Guterres, serta Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

"Semua mitra Ukraina diberi informasi mengenai apa yang dapat disiapkan negara teroris pada pekan ini," ucap Zelenskyyy.

Sementara itu penasihat Presiden Ukraina, Mykhaylo Podolyak, mengatakan Russia mungkin saja akan terus mengintensifkan kampanye pengebomannya.

"Russia adalah sebuah negara kuno yang menghubungkan tindakannya dengan tanggal tertentu, itu semacam obsesi," kata Podolyak. "Mereka membenci kami dan akan mencoba meningkatkan jumlah pemboman di kota-kota kami termasuk Kyiv dengan misil jelajah," imbuh Podolyak.

Atas peringatan-peringatan itu, pihak berwenang Kyiv sejak Minggu telah melarang pertemuan publik serta meminta warga Ukraina untuk meningkatkan kewaspadaan dari 22 Agustus hingga 25 Agustus saat liburan nasional.

Diplomasi Biden

Sementara itu Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, dilaporkan telah membahas situasi di Ukraina dengan para pemimpin dari Inggris, Prancis, dan Jerman.

"Presiden Biden telah berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Boris Johnson, Presiden Emmanuel Macron, dan Kanselir Olaf Scholz," demikian pernyataan yang dikeluarkan Gedung Putih pada Minggu.

Dalam pernyataan Gedung Putih itu disebutkan bahwa para pemimpin menegaskan akan melanjutkan dukungan bagi upaya Ukraina untuk mempertahankan diri atas agresi Russia.

Pernyataan itu menambahkan bahwa para pemimpin tersebut juga membahas situasi di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhya, termasuk pentingnya mencegah operasi militer di dekat PLTN itu serta kunjungan inspektur dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) secepatnya untuk memastikan sistem keselamatan. AFP/NHK/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top