Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Ukraina I Presiden Putin Tolak Kesepakatan dengan Kyiv pada Awal Perang

Zelenskyy Janjikan Kemenangan

Foto : AFP/UKRAINIAN PRESIDENTIAL PRESS SERVICE

Kunjungi Kharkiv I Presiden Volodymyr Zelenskyy (tengah) berpose bersama para tentara Ukraina yang berhasil menguasai kembali Kota Izyum di wilayah Kharkiv pada Rabu (14/9). Dalam pernyataannya melalui media sosial, Presiden Zelenskyy bersum­pah akan meraih kemenangan dalam perjuangannya melawan invasi Russia.

A   A   A   Pengaturan Font

KYIV - Presiden Volodymyr Zelenskyy pada Rabu (14/9) bersumpah bahwa Ukraina bakal raih kemenangan. Hal itu disampaikannya saat ia berkunjung ke kota strategis Izyum yang baru-baru ini direbut kembali dari Russia oleh tentara Ukraina dalam serangan balasan kilat.

Kunjungan itu dilakukan Zelenskyy pada saat yang menentukan dalam invasi Russia yang telah berlangsung selama enam bulan, ketika Ukraina berhasil mengusir pasukan Russia dari wilayah-wilayah timur dan secara serius merusak ambisi Kremlin untuk merebut seluruh wilayah Donbas di Ukraina.

"Bendera biru-kuning kita sudah berkibar di Izyum yang ditinggalkan (pasukan Russia), dan semua itu akan terjadi di setiap kota dan desa di Ukraina," kata Presiden Zelenskyy dalam sebuah pernyataan di media sosial. "Kami bergerak hanya dalam satu arah, maju dan menuju kemenangan," imbuh dia.

Gambar-gambar yang dipublikasikan oleh kantor kepresidenan menunjukkan bahwa pemimpin Ukraina itu mengenakan pakaian hijau tua dan diapit oleh pengawalnya saat dia berfoto selfie dengan tentara dan mengucapkan terima kasih kepada pasukan Ukraina yang telah berjuang pada upacara pengibaran bendera.

Ukraina mengklaim berhasil menyapu bersih wilayah Kharkiv timur laut yang berbatasan dengan Russia dalam beberapa hari terakhir dan juga mengatakan telah merebut kembali wilayah di sepanjang garis depan bagian selatan dekat wilayah Kherson di Laut Hitam.

Sebelumnya Kyiv mengatakan bahwa sejak awal September pasukannya telah merebut kembali ratusan desa dan kota-kota kecil yang direbut oleh pasukan Russia saat invasi ke Ukraina diluncurkan pada 24 Februari.

Pada Rabu, Presiden Zelenskyy mengatakan bahwa pendudukan Russia atas Crimea yang dianeksasi oleh Moskwa pada 2014, adalah sebuah tragedi dan ia berjanji bahwa pasukannya pada akhirnya akan merebut kembali semenanjung itu.

Hingga berita ini ditulis Kremlin tidak banyak berbicara terkait kemunduran pasukannya dalam beberapa hari terakhir, namun mereka bersumpah untuk terus berjuang.

"Kepemimpinan negara ini harus mengambil tindakan yang menghilangkan ancaman terhadap Federasi Russia," ucap Dmitry Peskov, juru bicara Presiden Vladimir Putin.

Sementara itu utusan utama Putin untuk Ukraina menyatakan bahwa dirinya telah memberitahu pemimpin Russia itu ketika perang dimulai bahwa ia telah mencapai kesepakatan sementara dengan Kyiv, yang akan memenuhi tuntutan Russia agar Ukraina tetap berada di luar NATO. Namun Putin dikabarkan menolak kesepakatan itu dan terus maju dengan kampanye militernya, kata tiga orang narasumber yang dekat dengan pemimpin Russia tersebut.

"Dmitry Kozak, sang utusan yang kelahiran Ukraina, mengatakan kepada Putin bahwa ia yakin kesepakatan yang ia capai akan menghilangkan kebutuhan bagi Russia untuk melakukan pendudukan besar-besaran di Ukraina," kata narasumber itu.

Putin telah berulang kali menegaskan sebelum perang bahwa NATO dan infrastruktur militernya semakin mendekati perbatasan Russia dengan menerima anggota baru dari Eropa timur, dan bahwa aliansi itu sekarang bersiap membawa Ukraina ke orbitnya juga. Putin secara terbuka mengatakan bahwa itu merupakan ancaman eksistensial bagi Russia, yang memaksanya untuk bereaksi.

"Terlepas dari dukungan sebelumnya terhadap perundingan itu, ketika diberitahu mengenai kesepakatan Kozak, Putin malah menjelaskan bahwa konsesi yang dirundingkan pembantunya itu tidak cukup jauh dan bahwa ia meluaskan sasarannya hingga mencakup aneksasi beberapa wilayah Ukraina, yang berakibat kesepakatan dibatalkan," kata para narasumber.

Sidang PBB

Di lain pihak dilaporkan bahwa sidang Majelis Umum PBB yang ke-77 yang fokus membahas invasi Russia ke Ukraina, telah dibuka.

Dalam pidato pembukaan, Sekjen PBB, Antonio Guterres, menyerukan perdamaian dan solidaritas, dengan mengatakan dunia menunggu anggota sidang untuk menggunakan segala upaya untuk berunding dan memimpin konsensus serta penyelesaian.

Fokus sidang akan mengarah pada pernyataan para delegasi mengenai sikap mereka terhadap pertempuran sengit antara pasukan Ukraina dan Russia. Perdebatan tajam diperkirakan akan terjadi karena dalam sidang itu akan berkumpul delegasi dari negara-negara Barat, Russia, dan Tiongkok.AFP/NHK/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top