Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Zarko-Dusica, Potret Keramahan Warga Tivat, Montenegro

Foto : koran jakarta/suradi
A   A   A   Pengaturan Font

Keresahan Zarko

Sebaliknya, Zarko lebih senang bicara soal kondisi kota dan negaranya yang baru merdeka dari Serbia, 2006. "Tapi jika musim libur, kota kecil ini jadi begitu padat dan macet, saya kurang suka sebenarnya dengan kondisi seperti itu," ungkapnya. Memang ketika musim liburan, kota kecil yang ramah dan cantik ini ramai dikunjungi turis mancanegara . Tapi ekonomi Tivat dan juga Montenegro ditopang oleh denyut wisata.

Suatu sore, Zarko bercerita bahwa usianya sudah relatif tua dan dia sudah lebih 20 tahun menjadi sopir taksi. "Saya berfikir ingin pindah pekerjaan, tidak menjadi sopir taksi lagi. Sebenarnya ini kurang bagus (secara ekonomi)," ungkapnya.

Lalu, apa yang akan dikerjakannya, tanya saya. Zarko mengungkapkan keinginannya. "Suatu saat saya akan belajar massage, mungkin ke luar Montenengro dan kembali lagi setelah pandai massage. Saya akan buka layanan massage." Lalu saya pun men-support, semoga terlaksana.

Jumat pagi 5 Oktober 2018 sekitar pukul 6.00, Zarko mengantar saya dan Rizky ke Bandara Tivat, lalu balik dengan mengantar Rizky ke sekolah KSI. Saya menyodorkan lembaran Euro, ia pun menolak, "Tidak, tidak, Suradi. Terima kasih, kita sudah seperti keluarga," katanya.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top