Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Zarko-Dusica, Potret Keramahan Warga Tivat, Montenegro

Foto : koran jakarta/suradi
A   A   A   Pengaturan Font

Kebaikan dan keramah tamahan seseorang sesungguhnya tak mengenal batas negara. Di mana pun, kapan pun, asal kita menunjukkan respek pada seseorang, maka respons positif akan kita dapatkan. Pengalaman tinggal di Tivat, Montenengro, Eropa Selatan, melalui booking AirBnB, punya kesan menarik.

Pasangan suami istri Zarko, 62 tahun - Dusica, 59 tahun bukan saja memperlihatkan kebaikan dan keramah tamahan pada saya sebagai tamu yang menginap di salah satu kamarnya di rumahnya di Jalan Gornji Kalimanj II No 35 A -25 C, Kota turis Tivat, Montenengro, tetapi menganggapnya sebagai keluarga sendiri.

Selama saya tinggal di rumahnya antara 28 September - 5 Oktober 2018, seperti keluarga sendiri. Pagi dan sore atau malam, pasti Dusica atau Zarko menawari saya kopi dan kemudian membuatnya. "You drink coffe?" sapanya singkat sambil tersenyum.

Saya pun langsung menjawab, "Ok." Setelah itu kita ngopi bareng. Kopi hitam yang sibuatkannya katanya berasal dari Turki, rasanya mantap. Dusica dan Zarko juga memuji kopi yang saya berikan plus kripik tempe yang renyah.

Bukan hanya kopi yang disajikan, tetapi juga kadang cake buatan Dusica menemani kita ngopi sambil ngobrol dan melihat televisi berbahasa Slavik yang biasa digunakan masyarakat Montenegro. Kadang, kita ngopi di beranda depan rumahnya sambil menikmati pemandangan sekitar.

Di Kota Tivat yang sejuk, dan sangat terkenal dengan destinasi wisata teluknya di Porto Montenegro, Zarko dan istrinya, Dusica hidup tenang dan kelihatan sangat nyaman, meski pekerjaan sehari-hari Zarko hanya driver taksi bandara. Pagi hingga siang Zarko ke bandara yang jaraknya tak terlalu jauh, hanya sekitar 5 - 6 kilometer dari rumahnya, siang pulang ke rumah untuk istirahat, lalu sore kembali mencari nafkah, dan tak terlalu malam, sekitar pukul 21,00 waktu Tivat, sudah kembali ke rumah. Memag setelah jam itu suasana kota relatif sepi, penerbangan pun tak seramai pagi dan sore.

Zarko yang berlatar pendidikan di Fakultas Manajemen Organisasi di Universitas Belgrad, Serbia, adalah penduduk asli Tivat. Dia cukup mahir berbahasa Inggris. Sedangkan sang istri, Dusica, berasal dari Belgrad, Serbia. Pasangan ini memiliki 2 puteri yang sudah dewasa.

"Puteri pertama kami, Alexandra, 37 tahun, sudah berkeluarga dan suaminya bekerja cukup baik, kini tinggal di Kota Tivat juga. Puteri kedua Marija,34 tahun, bekerja di bidang ekonomi kreatif di Las Vegas, Amerika Serikat," kata Dusica dalam bahasa Inggris yang terbata-bata.

Dusica selalu mengatakan super untuk segala hal yang bagus, termasuk ketika saya cerita bahwa saya ke Tivat mengantar putra sulung, Muhammad Rizky sekolah di Knightsbridge School International (KSI) di Tivat karena mendapat beasiswa.

Keresahan Zarko

Sebaliknya, Zarko lebih senang bicara soal kondisi kota dan negaranya yang baru merdeka dari Serbia, 2006. "Tapi jika musim libur, kota kecil ini jadi begitu padat dan macet, saya kurang suka sebenarnya dengan kondisi seperti itu," ungkapnya. Memang ketika musim liburan, kota kecil yang ramah dan cantik ini ramai dikunjungi turis mancanegara . Tapi ekonomi Tivat dan juga Montenegro ditopang oleh denyut wisata.

Suatu sore, Zarko bercerita bahwa usianya sudah relatif tua dan dia sudah lebih 20 tahun menjadi sopir taksi. "Saya berfikir ingin pindah pekerjaan, tidak menjadi sopir taksi lagi. Sebenarnya ini kurang bagus (secara ekonomi)," ungkapnya.

Lalu, apa yang akan dikerjakannya, tanya saya. Zarko mengungkapkan keinginannya. "Suatu saat saya akan belajar massage, mungkin ke luar Montenengro dan kembali lagi setelah pandai massage. Saya akan buka layanan massage." Lalu saya pun men-support, semoga terlaksana.

Jumat pagi 5 Oktober 2018 sekitar pukul 6.00, Zarko mengantar saya dan Rizky ke Bandara Tivat, lalu balik dengan mengantar Rizky ke sekolah KSI. Saya menyodorkan lembaran Euro, ia pun menolak, "Tidak, tidak, Suradi. Terima kasih, kita sudah seperti keluarga," katanya.

suradi/AR-3

Komentar

Komentar
()

Top