Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Media Sosial

YouTube Blokir Konten Kebencian dan Supremasi

Foto : AFP/JOSH EDELSON

Markas ”YouTube” I Gambar kantor pusat YouTube di San Bruno, California, Amerika Serikat, saat diabadikan beberapa waktu lalu. Pada Rabu (5/6), YouTube menyatakan akan melarang penayangan video yang mendukung atau mengagungkan rasisme dan diskriminasi di platform media sosial mereka.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON DC - YouTube mengumumkan pada Rabu (5/6) akan memblokir video yang mendukung atau mengagungkan rasisme dan diskriminasi. Platform berbagi video milik Google itu juga akan memblokir video yang menyangkal peristiwa kekerasan yang telah terdokumentasi dengan baik seperti pembantaian massal atau penembakan di Sekolah Dasar Sandy Hook.

Pengumuman ini dilakukan oleh Youtube sebagai bagian dari gerakan sensor konten yang mereka lakukan. Beberapa waktu lalu, Youtube terus berusaha menyaring konten yang berisi ujaran kebencian dan kekerasan, setelah berbagai seruan meminta agar Youtube membuat regulasi konten yang lebih ketat.

"Youtube selalu memiliki aturan, termasuk kebijakan jangka panjang terhadap ujaran kebencian," ungkap perusahaan media sosial itu dalam sebuah pernyataannya.

"Hari ini kami mengambil langkah baru dalam kebijakan ujaran kebencian dengan khususnya melarang video yang menyatakan suatu kelompok lebih unggul dari lainnya untuk membenarkan diskriminasi, pemisahan, atau pengecualian berdasarkan usia, jenis kelamin, ras, kasta, agama, orientasi seksual, atau status veteran," imbuh YouTube.

Langkah ini diambil Google setelah sejumlah pemimpin dunia membuat seruan di Paris bulan lalu yang menginginkan pelarangan ekstrimisme secara daring seperti pembantaian yang dilakukan di masjid di Selandia Baru yang disiarkan secara langsung di media sosial.

"Kami akan mulai mendorong pembaruan aturan ini, namun akan membutuhkan waktu hingga aturan ini berlaku pada platform kami dan kami akan terus meluaskan cakupan dalam beberapa bulan ke depan," kata Youtube.

Pertegas Tindakan

Pada Januari lalu, YouTube mengatakan akan berhenti merekomendasikan video-video yang bias seperti yang mengklaim bumi datar atau mempromosikan teori-teori palsu tentang serangan teror 11 September 2001 bahkan pembunuhan di Sekolah Dasar Sandy Hook di Connecticut pada 2012.

Walau begitu YouTube berjanji akan mencari cara untuk menjaga beberapa konten kekerasan agar tetap tersedia bagi para peneliti. Langkah terbaru itu pun kemungkinan akan menghilangkan banyak saluran yang menggunakan platform bagi monetisasi (metode untuk menghasilkan uang dari konten yang dikelola).

"Kami memiliki pedoman periklanan yang ramah dengan melarang iklan ditayangkan pada video yang berisi konten kebencian dan kami menerapkannya dengan keras," kata YouTube.

"Saluran yang berulang kali menentang kebijakan ujaran kebencian kami akan ditangguhkan dari program Mitra YouTube, artinya mereka tidak dapat menempatkan iklan di saluran mereka atau menggunakan fitur monetisasi lainnya," tambah media sosial itu.

Awal tahun ini, Facebook juga mengumumkan akan melarang pujian atau dukungan untuk nasionalisme dan separatisme kulit putih sebagai bagian dari tindakan keras yang ditingkatkan pada ujaran kebencian.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh media sosial tersebut telah memicu kritik di kalangan aktivis sayap kanan di Amerika Serikat, dan Presiden Donald Trump mengklaim bahwa platform daring berusaha menekan suara-suara konservatif. ang/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top