Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Layanan Publik

YLKI Soroti Penyelenggaraan Jakarta Fair

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi menyoroti ketidakadilan penyelenggara Jakarta Fair Kemayoran (JFK) 2019. Sebab, warga Jakarta harus merogoh kocek hingga 70 ribu rupiah untuk masuk ke area JFK, namun pelayanannya minim.

"Pada Sabtu, (22/07), saya mengunjungi JFK. Memasuki area JFK sekitar jam 16.15, dengan kemacetan yang parah. Dan baru bisa parkir sekitar jam 17.15 WIB," ujar Tulus dalam keterangannya, di Jakarta, Minggu (23/6).

Menurutnya, JFK itu merupakan bagian dari rangkaian peringatan HUT DKI Jakarta yang digelar per 22 Mei-30 Juni 2019. Namun, catatannya menyebutkan tarif parkir JFK menerapkan harga flat yakni 30.000 rupiah per sekali masuk. Tarif sebesar ini terlalu mahal. Ini sama saja menjadikan kenaikan tiket masuk secara terselubung.

"Sedangkan tiket masuk tarifnya 40.000 rupiah per orang. Jadi konsumen (pengguna mobil) harus merogoh kocek 70.000 rupiah. Kondisi area parkir sangat tidak nyaman, terbuka, dan berdebu. Selain itu, managemen PRJ seharusnya bisa menakar berapa kapasitas maksimal area PRJ an area parkir," katanya.

Di sisi lain, jelasnya, fasilitas sosial (fasos) dan fasilitaas umum (fasum) di area JFK juga kurang memadai. Khususnya keberadaan/jumlah toilet, plus tempat ibadah/mushola. Bahkan, penandaan yang mengarahkan ke lokasi toilet dan mushola pun sangat minim.

"Jadi pengunjung harus mencari-cari petugas untuk bertanya, dimana keberadaan toilet dan mushola. Selain itu terjadi antrean yang panjang di toilet perempuan. Disaat pengunjung membludak seperti itu, seharusnya disiapkan portable toilet," ungkapnya.

Di area JFK, lanjut Tulus, banyak pengunjung yang dibiarkan merokok meski suasana sumpek dan padat. Bahkan, SPG (Sales Promotion Girl) setempat sengaja menjajakan dan mempromosikan produk rokok, dari beberapa merek.

"Rokok ditawarkan dengan promosi/diskon, 20.000 rupiah mendapatkan dua bungkus rokok, plus wadah asesorisnya," ucapnya.

Dengan demikian, kata Tulus, pameran yang diklaim berskala internasional, kalah dengan area pasar tradisional di Kota Bangkok (Pasar Tjacucak) yang terbebas asap rokok. Menurutnya, tidak ada orang merokok di pasar tersebut, apalagi ada SPG yang jualan rokok. Padahal area PRJ sebagai tempat umum adalah area KTR (Kawasan Tanpa Rokok). pin/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Peri Irawan

Komentar

Komentar
()

Top