WWF ke-10, Puan: Air Bersih dan Sanitasi Layak adalah Hak Asasi Manusia

BALI - Akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak merupakan hak asasi manusia, yang menjadi parameter wajib untuk memperoleh penghidupan layak. Parlemen sebagai motor penggerak perubahan harus memastikan kesadaran global bahwa setiap manusia berhak mendapatkan hak tersebut.

Sebab itu, Ketua DPR RI Puan Maharani mengapresiasi inisiatif Perhimpunan Air Dunia (WWC) yang berupaya membangkitkan kesadaran global hak atas air di Marrakesh sejak tahun 1997. Apresiasi ini dilontarkan saat membuka agenda Pertemuan Parlemen dalam rangka Forum Air Dunia (WWF) ke-10 Tahun 2024 di Nusa Dua, Bali, Senin (20/5).

"Bayangkan, jika dunia bisa melipatduakan belanja air berish. Bayangkan jika dunia bisa memberikan bantuan pendanaan dan teknologi sektor air di negara berkembang dan miskin. Tentu banyak yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki situasi kelangkaan air bersih," tutur Puan di hadapan para delegasi dari 49 negara.

Ia mendukung nilai kearifan lokal diterapkan untuk melindungi konservasi dan tata kelola air. Melalui fungsi parlemen, baginya, menegaskan keberadaan masyarakat sipil berperan vital untuk pengadaan air bersih berbasis di wilayah di mana mereka menetap. "Di Bali, kita mengenal Subak. Suatu sistem pengairan khas masyarakat Bali yang menjunjung tinggi semangat gotong royong dan penghormatan terhadap alam," jelasnya.

Puan mengajak seluruh pihak terkait bersama-sama memperkuat komitmen untuk menyediakan air bersih tanpa status sosial, agama, dan ekonomi. "Dan dengan ini, saya nyatakan secara resmi, pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia ke-10 dengan ini dibuka," tandasnya.