Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Dudung Abdurachman

Wujudkan Profesionalitas TNI AD

Foto : ISTIMEWA

Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal TNI Dudung Abdurachman

A   A   A   Pengaturan Font

Karier Jenderal Dudung Abdurachman di TNI Angkatan Darat dengan cepat melambung. Pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 16 November 1965, ini pernah menjabat sebagai Gubernur Akademi Militer, kemudian dipromosikan ke posisi Pangdam Jaya.

Tidak lama setelah itu, dipromosikan menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). Hanya sebentar menjabat Pangkostrad, promosi jabatan kembali didapatkannya. Dia didapuk menjadi orang nomor satu di Angkatan Darat dengan menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad).

Mengenai kiprahnya sebagai orang nomor satu di Angkatan Darat, berikut ini adalah hasil wawancara wartawan Koran Jakarta, Agus Supriatna, dengan Jenderal Dudung Abdurachman dalam beberapa kesempatan.

Anda kini sudah menjadi orang nomor satu di TNI Angkatan Darat, sebuah posisi yang sangat strategis di TNI. Apa tekad Anda setelah jadi orang nomor satu di Angkatan Darat?

Sejak dilantik menjadi Kasad, saya bertekad untuk mengunjungi satuan-satuan jajaran sekaligus bertatap muka dengan prajurit yang dimulai dengan kunjungan ke wilayah Indonesia bagian timur pada beberapa waktu lalu. Ini memang sudah tekad saya, pertama kali saya menjadi Kasad, mulai dari mengunjungi prajurit yang berdinas di Timur Indonesia. Karena bagaimana pun seorang pemimpin ketika akan mengambil keputusan dan kebijakan maka harus melibatkan eselon terdepan (anggota), karena keputusan dan kebijakan itu akan berdampak kepada mereka. Pemimpin yang baik itu yang dicintai anak buahnya, tapi yang lebih hebat lagi kalau pemimpin itu mencintai anak buahnya. Cek betul-betul di lapangan, karena meraka itulah ujung tombak kita. Utamakan kesejahteraan anak buah.

Terkait permasalahan kesiapan alutsista dan personel khususnya di Angkatan Darat, menurut Anda bagaimana?

Tentunya ke depan, menjadi prioritas kita (TNI AD) untuk meningkatkan material dan personel dalam menghadapi tantangan tugas ke depan yang semakin kompleks serta mewujudkan profesionalitas TNI AD.

Mengenai alutsista, ini kan tidak murah. Oleh karenanya, betul-betul dipelihara dan jangan berspekulasi. Kalau tidak memungkinkan, jangan mengambil risiko. Apabila ada kekurang-kekurangan apa pun, segera diajukan ke komando atas dan akan kami dukung.

Maka, berkaitan dengan alutsista ini tentu jadi komitmen kami, misalnya dalam waktu dekat Puspenerbad direncanakan menerima 32 helikopter dan lima pesawat Casa dari Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) yang perlu diawaki pilot-pilot yang cukup banyak di dalam penataan organisasi sehingga perlu merekrut calon penerbang TNI AD dari SMK Penerbangan untuk memenuhi kebutuhan personel dalam mengawaki alutsista yang dimiliki Puspenerbad.

Oleh karena itu, ke depan, selain alutsista, khusus personel Penerbad akan menjadi prioritas dalam jenjang karier, sehingga pangkat Sertu (Sersan Satu) yang sudah dua tahun akan disekolahkan Secapa dan menjadi perwira karena penerbang adalah seorang perwira.

Selain itu, kesejahteraan prajurit juga tidak kalah penting. Sehingga ke depan, setiap prajurit akan dipenuhi kebutuhan dasar perorangan, termasuk perbaikan perumahan prajurit dan fasilitas-fasilitas lainnya. Hal lain yang tidak kalah penting, seluruh prajurit terus meningkatkan profesionalisme dan menjaga soliditas dengan satuan-satuan lain yang ada di sekeliling. Dan yang juga sangat penting adalah menjaga alutsista (Alat Utama Sistem Senjata Tentara Nasional Indonesia).

Pangdam Jaya kini dijabat oleh pejabat baru. Anda pernah menjadi Panglima Kodam Jaya, seberapa strategis posisi Kodam Jaya?

Kiprah Kodam Jaya ini akan selalu termonitor pemerintah pusat, disebabkan hampir 60 persen kegiatan adalah kegiatan pemerintah pusat, dan 40 persen sisanya adalah kegiatan pemerintah daerah. Hal-hal yang positif maupun negatif akan secara nyata termonitor dan kegiatan Kodam Jaya lebih banyak ketemu presiden daripada gubernur.

Kodam Jaya atau Jayakarta merupakan pintu gerbangnya TNI Angkatan Darat sekaligus TNI di seluruh Indonesia. Apabila Jakarta goyang maka akan berpengaruh kepada seluruh wilayah lainnya di Indonesia. Oleh karena itu, ketika memimpin Sertijab Pangdam Jaya kemarin, pesan saya kepada Pangdam Jaya yang baru, Mayjen TNI Untung Budiarto, segera menyikapi terhadap kegiatan-kegiatan dan selalu mewaspadai setiap perkembangan situasi.

Saya percayakan kepada Mayjen TNI Untung untuk memimpin Kodam Jaya/Jayakarta, kendalikan seluruh prajurit. Ciptakan rasa aman dan tenteram serta tetap menyikapi setiap situasi, sehingga hal-hal dan langkah antisipasi bisa dilakukan sedini mungkin.

Begitu juga komunikasi sosial dengan masyarakat, harus betul-betul memberdayakan media yang ada, karena setiap langkah dan kegiatan yang bersinggungan dengan masyarakat akan berdampak positif bagi keterwakilan TNI Angkatan Darat di Jakarta. Lakukan inovasi, imajinasi, dan kreativitas yang positif, yang nantinya akan tecermin bahwa TNI AD betul-betul dicintai dan disayangi oleh masyarakat.

Saya juga minta kepada pejabat yang baru tak hanya di Kodam Jaya, tapi di Kodam lainnya, untuk selalu menjalin komunikasi dan bersilaturahim dengan mengunjungi para Purnawirawan TNI AD, LVRI, PPRI, PPAD, PEPABRI, dan sebagainya. Kita ini merupakan generasi penerus, minta masukan dari mereka (para Purnawirawan TNI AD), karena pasti ada hal-hal yang bisa dijadikan pedoman bagi kita. Dan yang sangat penting, selalu melakukan pengecekan secara langsung terhadap kondisi prajurit TNI AD di lapangan, hal ini dipandang perlu guna mengatasi kesulitan dan kekurangan prajurit ketika bertugas. Pangdam Jaya atau Pangdam lainnya tidak akan melakukan kegiatan sendirian, tetapi akan dibantu oleh Angkatan Darat.

Dalam banyak kesempatan Anda selalu menggaungkan pentingnya menjaga keberagaman, persatuan dan kesatuan. Kenapa isu itu yang selalu Anda gaungkan?

Menghormati perbedaan baik itu suku, budaya, agama itu sangat penting, karena bangsa Indonesia itu bangsa yang majemuk. Termasuk membangun semangat untuk bersatu serta kobarkan semangat rela berkorban pantang menyerah sera tumbuhkan nasionalisme dan harga diri bangsa. Karena itu, saya tidak pernah bosan menyatakan marilah kita bangun Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan penuh cinta pada Tanah Air dan rela berkorban fondasinya adalah NKRI, setiap persatuan dan kesatuan bangsa atapnya adalah kebinekaan.

Karena itu, sinergi segenap komponen bangsa harus ditingkatkan dan diperkokoh menghadapi segala kemungkinan ancaman. Karena menangkal ancaman terhadap negara merupakan kewajiban seluruh rakyat Indonesia. Apalagi dalam situasi global saat ini, di era disrupsi yang telah mengubah wajah dunia dengan berbagai macam inovasi-inovasi dan perubahan besar-besaran, yang secara fundamental mengubah sistem tatanan yang ada yaitu cara baru yang cenderung menggunakan teknologi dunia maya sebagai kelompok utamanya.

Maka, apabila kita tidak bijak dan tidak pintar membaca situasi maka kita akan hanyut dan tergerus dengan era saat ini. Pihak yang masih menggunakan cara lama akan kalah bersaing. Sebut saja media sosial, di mana media tersebut sebagai salah satu sarana yang dijadikan sebagai alat provokasi, isu SARA, penyebaran berita-berita kebohongan atau hoax dan adu domba.

Semakin intelektualnya tinggi, generasi muda justru harus lebih cepat dan cermat menyikapi informasi yang beredar. Kalau tidak maka akan memecah belah persatuan dan persatuan bangsa.

Tapi untungnya kita masih punya Pancasila, kita masih punya kebinekaan, kita masih punya persatuan dan kesatuan yang harus kita pegang teguh. Karena itu, selalu saya tekankan agar jiwa nasionalisme dan kecintaan kepada negara harus terus bangkit, tumbuh, dan berkembang. Dan juga membangun sistem pertahanan rakyat semesta, karena tidak hanya TNI, tetapi bela negara, wawasan kebangsaan, cinta Tanah Air adalah hak setiap warga negara, termasuk sumber daya nasional lainnya dalam menghadapi setiap ancaman baik dari dalam maupun dari luar.

Dalam program vaksinasi Covid-19, dukungan Angkatan Darat bagaimana?

Kegiatan vaksinasi baik itu untuk anak atau orang dewasa ini merupakan bagian dari tugas TNI Angkatan Darat dalam membantu menyukseskan program vaksinasi nasional, sekaligus untuk percepatan penangan Covid-19 di Indonesia. Karena prinsip TNI AD itu, sekecil apa pun kebutuhan masyarakat, TNI AD harus hadir di tengah-tengah masyarakat.

Termasuk dalam hal penanganan bencana, seperti di Semeru atau tempat lainnya. Kita ini adalah prajurit yang profesional yang siap dan sigap untuk membantu masyarakat di mana pun berada.

Anda ini kan bukan berasal dari keluarga berada, bahkan pernah merasakan hidup sebagai orang susah sebelum sekarang jadi jenderal. Bisa sedikit diceritakan jejak kehidupan Anda dulu?

Saya bukan berasal dari keluarga berada. Sejak kecil, saya sudah berpeluh keringat. Saya pernah jadi tukang loper koran. Waktu saya menginjak kelas 2 SMP, Bapak di panggil Tuhan. Praktis, Ibu saya yang harus berjuang menghidupi keluarga. Bapak saya kerja sebagai PNS di Siliwangi, anaknya ada delapan, sehingga setelah Bapak enggak ada, bantu ibu berjualan kue, kerupuk masih mentah, terasi.

Tidak hanya itu, saya juga sering membantu Ibu cari kayu bakar. Karena ketika itu belum pakai kompor, masih gunakan kayu bakar untuk memasak. Saya yang diandalkan Ibu untuk menjajakan dagangan kuenya. Keluar masuk asrama militer dan rumah-rumah warga menawarkan kue. Data juga sambil sekolah pernah nyambi sebagai tukang loper koran.

Dulu itu saya tes masuk SMA keterima, tapi pas diantar Ibu saya minta masuk yang SMA siang karena paginya saya ngantar koran dulu.

Tapi meski susah, saya punya keinginan kuat untuk belajar. Jam 4 pagi, saya sudah bangun. Lalu, pergi ke agen koran untuk mengambil koran yang akan diantarkan. Saya baca dulu koran-koran itu supaya tahu perkembangan situasi.

Anda juga pernah mengalami perlakuan tidak mengenakkan saat itu?

Saya pernah ditempeleng seorang mayor tentara. Saya ditempeleng karena koran yang hendak diantar itu jatuh dan sedikit kotor. Saya kena marah. Dimarahi dan ditempeleng.

Selesai antar koran, saya banting stir menjajakan kue buatan Ibu. Salah satu kue yang dijual adalah kue klepon. Kue itu biasanya diantar ke kantin Kodam Siliwangi. Satu waktu, saat saya mengantar kue klepon ke kantin Kodam, saya bertemu dengan seorang tamtama. Yang jaga itu tamtama baru, belum kenal, ditendang klepon itu. Terus saya ambil dan balik lagi.

Anda kabarnya menggagas Kejuaraan Sepak Bola Liga Santri Piala Kasad. Bisa dijelaskan seperti apa format kejuaran tersebut?

Ya, ini sebagai perwujudan, bakti, dan sumbangsih untuk negeri, melalui pembinaan generasi muda di bidang persepakbolaan nasional. Maka, TNI AD bekerja sama dengan PSSI akan menggelar Turnamen Sepakbola Liga Santri Piala Kasad. Rencananya, turnamen Liga Santri Piala Kasad ini akan digelar pada pertengahan tahun 2022 dan akan diikuti oleh pesantren di seluruh Indonesia yang ada di 34 provinsi. Waktu penyelenggaraan 4-6 bulan dan dikelola melalui sentuhan manajemen event profesional disertai sentuhan teknologi dengan venue lapangan kompleks TNI AD dan pesantren yang standar dan sudah terverifikasi.

Nantinya dari 34 juara tingkat provinsi akan diciutkan menjadi 16 besar, 8 besar hingga putaran semifinal, dan final. Turnamen ini sendiri bertujuan untuk mendapatkan bibit-bibit berbakat pesepakbola nasional dari kalangan santri yang berasal dari 26 ribu pondok pesantren di Indonesia, sekaligus untuk mempererat tali silaturahmi. Semoga ini akan membangkitkan kembali semangat berolahraga, sekaligus mendukung program pemerintah sesuai Inpres Nomor 3 tahun 2019 tentang percepatan pembangunan persepakbolaan nasional.

Kan nama-nama seperti Asnawi Mangkualam Bahar, Witan Sulaiman, Evan Dimas Darmono, Nadeo Argawinata, dan Dedik Setiawan, mereka awalnya pernah mengikuti pendidikan di pesantren. Saya berharap kegiatan ini akan lebih menggelorakan semangat olahraga bagi masyarakat serta meningkatkan prestasi sepak bola Indonesia di tingkat internasional.

Selain itu, Anda juga getol mengajak santri jadi Prajurit TNI AD. Bisa dijelaskan sedikit tentang itu?

Tahun ini, TNI AD membuka kesempatan bagi para santri dan santriwati untuk mendaftar dan bergabung menjadi Prajurit TNI AD melalui jalur penerimaan prajurit baik, calon bintara maupun tamtama khusus santri dan lintas agama, bagi yang hafiz Al-Quran akan ada prioritas.

Saya punya keyakinan para Prajurit TNI AD yang berlatar belakang santri memiliki akhlak dan tingkah laku yang baik, sehingga mampu mengimplementasikan Delapan Wajib TNI, Sapta Marga dan Sumpah Prajurit secara benar di lapangan. Karena itu, saya minta para santri yang berminat menjadi prajurit TNI AD agar mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, karena para santri nanti juga akan melalui proses seleksi.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Sriyono

Komentar

Komentar
()

Top