Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sun Life Resolution Run 2019

Wujudkan Hidup Sehat Generasi Muda Indonesia

A   A   A   Pengaturan Font

Tingginya prevalensi kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas yang terjadi di masyarakat Indonesia terbilang meresahkan. Untuk meredam persoalan itu, selain jaga pola konsumsi, berolahraga adalah kunci utama melawan kasus kesehatan tersebut.

Titi Wati, perempuan berbobot 220 kilogram asal Palangka Raya, Kalimantan Tengah, tidak terjadi secara instan. Tetapi butuh waktu bertahun-tahun akibat dari kebiasaan makan dan pola hidup yang tidak sehat.

Kasus obesitas Titi, yang sedang hot diperbincangkan belakangan oleh masyarakat luas tersebut memang begitu parah, bahkan lemak menumpuk sampai mengganggu metabolisme tubuh dan mempengaruhi kerja hormonnya.

Gambaran baru kasus obesitas Titi sebenarnya bisa berisiko pada siapapun, termasuk Anda. Merujuk pada data Riskesdas 2018, angka prevalensi overweight pada generasi produktif Indonesia (usia di atas 18 tahun) mengalami peningkatan, dari 11,5 persen pada 2013, menjadi 13,6 persen pada 2018. Peningkatan juga terjadi pada prevalensi obesitas, dari 14,8 persen di 2013 menjadi 21,8 persen di 2018.

Fakta lain juga terungkap melalui hasil riset Sun Life Financial Asia Health Index bahwa profesional muda di Asia saat ini terancam masuk kategori 'Generasi O', yang terlalu banyak bekerja (overworked), banyak makan tidak sehat (overeating) dan hidup makin kewalahan (overwhelmed).

Dr. Grace Joselini, Dokter Timnas Sepakbola Wanita Indonesia ASIAN GAMES 2018 menjelaskan untuk meningkatkan kondisi kesehatan, serta kualitas hidup secara menyeluruh, langkah awal yang tepat sebenarnya melakukan aktivitas fisik secara teratur, terlebih pula tingginya prevalensi overweight dan obesitas yang terjadi di masyarakat Indonesia, berbanding lurus dengan kurangnya aktivitas fisik dan ditunjukkan dengan peningkatan jumlah masyarakat yang dinilai kurang gerak yaitu dari 26,1 persen pada 2013, meningkat menjadi 33,5 persen di 2018.

"Sebagai langkah awal, olahraga mendasar seperti lari sangat disarankan menjadi pilihan, karena jika dilakukan secara rutin, dengan intensitas sedang hingga tinggi (3-5 kali per minggu), olahraga lari dapat membantu mencegah obesitas, meningkatkan kebugaran tubuh, hingga akhirnya berdampak pada peningkatan produktivitas," Terang Grace, di sela acara 'Sun Life Resolution Run 2019: Langkah Pertama Wujudkan Resolusi Hidup Sehat Generasi Muda Indonesia' di Jakarta, belum lama ini.

Yang perlu diingat dalam menjalankan pola hidup sehat, khususnya saat berolahraga adalah komitmen. "Karena semua itu membutuhkan kesinambungan antara aktivitas fisik rutin, dengan aspek kesehatan lain seperti pola makan sehat, serta istirahat cukup," jelasnya.

Apalagi kini tren mengikuti kompetisi lari kerap dimanfaatkan untuk memacu semangat dan motivasi berolahraga, karena dilakukan secara bersama, serta dapat membantu menuntut diri untuk terus berlatih. ima/R-1

Biasakan sejak Kecil

Tak hanya untuk orang dewasa, Grace mengimbau bagi orang tua agar membiasakan anak untuk berkegiatan fisik, dibanding bermain gadget di dalam ruang.

Menurut dia, pola pikir bermain di luar yang rentan kotor atau terjatuh harus dihilangkan agar anak mau bermain di luar ruangan. "Kalau anak bebasin saja dia mau olahraga apa. Dia mau main di luar seperti lompat tali atau kejar-kejaran jangan dilarang. Tujuan olahraga pada anak bukan kompetisi tapi biar anak bergerak," paparnya.

Ketika anak aktif bergerak tidak hanya menyehatkan fisik, tetapi juga berpengaruh pada kualitas akademisnya, karena olahraga juga berperan melatih daya ingat.

"Fokus anak jadi meningkat. Makanya lebih bagus anak rajin beraktivitas fisik daripada main gadget. Kalau dia fisiknya bagus akademisnya juga bagus. Rasa capeknya justru bagus untuk seusianya," ungkap dia.

Selain itu persentase juga cukup riskan, menurut WHO, pada 2013, Indonesia ditetapkan sebagai negara dengan anak obesitas tertinggi di ASEAN. Hampir 12 persen anak Indonesia mengalami obesitas. Jika dirinci lagi, dari 17 juta anak yang mengalami obesitas di ASEAN, hampir 7 jutanya berasal dari Indonesia. Angka ini hanya mencakup balita. Jika ditambah lagi dengan kisaran anak-anak berumur 5-10 tahun, angkanya semakin bertambah.

Angka 12 persen ini cukup mengejutkan karena naik berkali-kali lipat pada dekade 2000-an saja. Pada survei yang dilakukan pada 2001, persentase obesitas pada anak Indonesia hanya 2 persen, kemudian naik 5 persen pada 2004 dan melonjak tajam jadi 11 persen pada 2007. ima/R-1

Fokus pada Persiapan

Dr. Grace berharap masyarakat tidak terlalu fokus pada persiapan atau menyiasati bagaimana menyelesaikan kompetisi dengan baik. "Bagi para peserta kompetisi lari, ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan untuk meraih hasil maksimal saat berkompetisi, antara lain menjaga asupan yang sesuai, mengenali kondisi diri, serta melakukan latihan secara rutin," ungkapnya.

Hal penting yang perlu difahami soal bagaimana mengukur kemampuan diri sendiri agar tidak berisiko cedera. Nah, kesiapan fisik bisa dirasakan, hal sederhana jika sehari-hari Anda hanya duduk saja tanpa berolahraga bahkan untuk naik tangga pun sudah terengah-engah, itu tandanya fisik belum siap.

Untuk aktivitas lari, bagi pemula sebaiknya mencobanya dari jarak yang terdekat dahulu. Untuk marathon misalnya, bisa mulai dari setengah jarak, yaitu 5 km. Setelah berhasil dengan jarak setengah marathon maka Anda bisa meningkatkannya menjadi lari marathon sesungguhnya dengan jarak 10 km.

"Olahraga itu sama dengan obat, harus sesuai dosis. Kalau kurang tidak memberikan manfaat tetapi kalau berlebihan juga membahayakan. Lari marathon memang bagus dan manfaatnya terutama untuk ketahanan tubuh. Tetapi, harus sesuai kemampuan, tidak boleh dipaksakan misal nggak pernah lari tapi ikut ultra marathon, itu sama saja bunuh diri," tutur Grace.

Selain persiapan mental dan fisik, peserta lomba, kata Grace, juga harus menggunakan outfit yang tepat. Untuk sepatu misalnya pilihlah yang khusus untuk lari. Selain itu usahakan telah menggunakannya sebulan sebelumnya untuk menyesuaikan dengan pola lari Anda.

Sementara untuk pakaian lari, Grace menyarankan untuk menggunakan pakaian olahraga dengan teknologi dry fit atau cool max sehingga dapat menyesuaikan suhu tubuh dan cuaca, agar Anda tidak kepanasan.

"Ada yang pakai jaket full saat lari atau jaket kedap udara, itu justru bahaya. Indonesia cuacanya panas jadi pakai pakaian seperti itu justru memicu dehidrasi berat. Banyak yang bilang berat badan turun, itu sebenarnya air yang banyak keluar dan bahaya untuk kesehatan," tambah dia. ima/R-1

Komentar

Komentar
()

Top