Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ekspansi Bisnis - WTON Menargetkan Kontrak Baru 2018 Sebesar Rp7,56 Triliun

WTON Garap Tol Layang Makassar

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Proyek jalan tol layang sepanjang sekitar 4,3 kilometer di Makassar ini menggunakan skema pembiayaan melalui Proyek Infrastruktur Non Anggaran (PINA).

JAKARTA - PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) atau Wika Beton menggarap pembangunan Tol Layang AP Pettarani, Makassar, Sulawesi Selatan. Terkait hal tersebut, Wika Beton dan PT Margautama Nusantara (MUN) melalui anak perusahaannya PT Bosowa Marga Nusantara (BMN) menandatangani bersama Kontrak Desain & Konstruksi Jalan Tol Layang A.P. Pettarani (Seksi III) Makassar.

Sekretaris Perusahaan Wika Beton, Yuherni Sisdwi R, mengatakan jalan tol layang ini rencananya akan membentang sepanjang Jalan Andi Pangeran Pettarani hingga Jalan Sultan Alaudin atau sekitar 4,3 kilometer. "Keberadaan tol layang ini diharapkan mampu mengurai kemacetan dan mempermudah akses transportasi masyarakat menuju bandara dan pelabuhan," ungkap dia, Selasa (3/4).

Adapun pembangunan tol layang ini dilakukan usai Perseroan menerima Letter of Acceptance pada 22 Desember 2017 yang lalu.

Dalam proyek yang menggunakan skema pembiayaan melalui Proyek Infrastruktur Non Anggaran (PINA) ini, Perseroan bertindak sebagai kontraktor utama. Sebab, Perseroan mempunyai pengalaman yang relatif banyak dan merupakan perusahaan yang pertama kali menerapkan teknologi jalan layang menggunakan box girder di Indonesia. "Perseroan sangat siap untuk berkontribusi mengerjakan proyek Tol Layang di Makassar tersebut yang akan dimulai pada April 2018 ini," jelas dia.

Ikon Baru

Sebagai jalan tol layang pertama di Makassar, diperkirakan Tol AP Pettarani akan menjadi ikon baru Kota Makassar. Di dalam rancangannya, Perseroan memaksimalkan lebar jalan eksisting yang terbatas tanpa adanya pembebasan lahan sekitar. Tidak hanya itu, teknologi konstruksi yang akan digunakan pada proyek ini tergolong baru di Makassar. Perseroan memilih metode span by span dengan Launching Gantry untuk proses erectionbox girder serta sistem Bracket sebagai metode kerja pier.

Penggunaan metode ini dianggap efektif menekan risiko gangguan lalu lintas yang mungkin muncul saat proses pengerjaan proyek berlangsung. Durasi pengerjaan proyek pun bisa menjadi lebih cepat dari rencana. Apalagi semua alat launching gantry yang digunakan di proyek ini milik Wika Beton sendiri seperti yang terbukti efektif digunakan di proyek LRT Kelapa Gading dan JLKA Medan-Kualanamu. Hal ini merupakan salah satu perwujudan visi WIKA Beton untuk menjadi perusahaan terkemuka di bidang Engineering, Production, dan Installation.

Dengan konsep desain yang disertai teknologi inovatif ini maka proyek prestisius di kawasan Indonesia Timur ini benar-benar memaksimalkan sumber daya lokal yang ada. "Bahkan, produk beton pracetak box girder yang digunakan dalam proyek ini diproduksi langsung di pabrik Wika Beton yang berada di Makassar," pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, Perseroan menargetkan kontrak baru 2018 sebesar 7,56 triliun rupiah, meningkat 4,7 persen dari target kontrak baru sepanjang 2017 sebesar 7,22 triliun rupiah. Sementara kontrak carry over dari 2017 sebesar 5,43 triliun rupiah, sedangkan 2016 sebesar 3,56 triliun rupiah. Dengan demikian, total order book tahun ini sebesar 12,99 triliun rupiah, dibandingkan tahun lalu 10,79 triliun rupiah.

Baca Juga :
Kolaborasi BPD

yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top