Work From Bali
A man walks outside the domestic arrivals terminal at Ngurah Rai International airport near Denpasar on Indonesia's resort island of Bali on April 24, 2020.
Total jumlah kamar di Bali ada 140.000, dan sudah beberapa bulan ini tingkat okupansinya tidak lebih dari 10 persen. Bisa dibayangkan berapa banyak tenaga kerja di bidang pariwisata yang terkena dampaknya.
Tentu kita semua tidak ingin pariwisata kita tenggelam lebih dalam lagi. Guna mendorong pemulihan pariwisata di Bali, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, mencanangkan program Work From Bali (WFB) bagi aparatur sipil negara di kementeriannya dan tujuh kementerian lainnya.
Pertanyaannya kenapa Bali? Bukankah daerah lain yang menjadi destinasi wisata juga terkena dampaknya? Benar, daerah lain juga terimbas pandemi ini, tapi harus diakui Bali lah yang paling menderita.
Lesunya ekonomi Bali tampak jelas dari data Bank Indonesia. Pada kuartal I-2021, Bali berada di posisi paling bawah dalam pertumbuhan ekonomi. Pada periode tersebut, perekonomian Bali terkontraksi 9,85 persen, jauh lebih besar dibanding provinsi lain. Dibanding urutan kedua, yaitu Kalimantan Tengah, kontraksi ekonomi Bali jauh lebih dalam. Kalimantan Tengah yang berada di posisi kedua hanya terkontraksi 3,12 persen.
Sebagai tahap awal, kawasan wisata Nusa Dua di Kabupaten Badung menjadi proyek percontohan program WFB. Nusa Dua dipilih karena sistem manajemen tunggal yang dimiliki membuat kawasan tersebut lebih terkendali dan terawasi.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya