Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Destinasi Wisata

Wisata Ibu Kota Perlu Dibenahi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Daya tarik obyek wisata jadi salah satu masalah dalam pengembangan pariwisata di Ibu Kota. Hal ini diakui Asisten Perekonomian dan Keuangan Provinsi DKI Jakarta, Sri Haryati, dalam focus group discussion (FGD) Jakarta Tourism Forum (JTF), kemarin.

"Antara lain, daya tarik objek wisata masih kurang karena prasarana dan sarana yang tersedia belum memadai. Kebersihan dan keindahan juga kurang terpelihara, dan kurangnya kolaborasi dengan masyarakat, komunitas dan pelaku industri pariwisata," ujar Sri, di lokasi.

Selain itu, pengembangan pariwisata di Jakarta ini pun masih minim publikasi dan informasi, terutama informasi untuk menunjukkan objek wisata beserta atraksinya. Hingga kini, akunya, koordinasi antar-Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait dengan instansi lainnya pun belum optimal.

"Khusus untuk sektor wisata halal, permasalahannya terutama faktor sebagian masyakarat Jakarta kurang memahami konsep wisata halal. Sebagian industri pariwisata yang beroperasi belum berdasarkan prinsip syariah, misalnya sebagian besar restoran yang beroperasi belum memiliki sertifikat halal," katanya.

Di sisi lain, ungkapnya, industri pariwisata di Jakarta pun masih menganggap bahwa wisata halal bukan pangsa yang besar. Sehingga upaya untuk meningkatkan wisata halal belum optimal, dan masih terdapat anggapan bahwa sarana dan prasaran yang ada sudah halal sehingga tidak perlu untuk melakukan suatu inovasi.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Trisno Nugroho mengatakan, pembenahan dan pengembangan strategi perlu dilakukan untuk meningkatkan peluang menarik kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara. Dalam FGD bertajuk "Sinergi Pengembangan Pariwisata DKI Jakarta" itu, Trisno memaparkan laporan hasil penelitian tentang pariwisata di DKI Jakarta 2018.

"Laporan itu menunjukkan peluang wisatawan nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman) kembali berkunjung ke DKI Jakarta masih relatif rendah. Peluang wisnus kembali hanya sebesar 0,56 sementara wisman 0,63. Namun, bila seluruh faktor wisata baik, peluangnya meningkat menjadi 0,97. Artinya masih banyak hal perlu dibenahi lagi," kata Trisno.

Menurut hasil penelitian tersebut, kata Trisno, faktor yang paling berpengaruh untuk dapat meningkatkan peluang wisatawan kembali berkunjung ke Jakarta adalah aksesibilitas, atraksi, dan aktivitas. Diakuinya, sektor transportasi menjadi faktor paling unggul untuk menarik wisatawan nusantara kembali berwisata ke DKI Jakarta.

"Namun hambatan perjalanan atau kemacetan paling banyak dikeluhkan. Jika permasalahan kemacetan dapat diselesaikan, maka peluang wisatawan kembali ke Jakarta akan meningkat," imbuh Trisno. pin/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Peri Irawan

Komentar

Komentar
()

Top