WHO Setujui Uji Diagnostik Mpox Pertama Digunakan
World Health Organisation (WHO)
Foto: ISTIMEWAJENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organisation (WHO) pada hari Rabu (3/10) menyetujui tes diagnostik mpox pertama untuk penggunaan darurat guna memperluas akses ke pengujian medis dengan segera.
Badan tersebut memberikan persetujuan untuk penggunaan darurat unit polymerase chain reaction (PCR) Abbott Laboratories. Uji tersebut memungkinkan deteksi DNA virus mpox dari usapan lesi kulit manusia, kata WHO, seraya menambahkan uji tersebut dirancang untuk digunakan oleh personel laboratorium klinis pelatihan.
Dikutip dari The Straits Times, badan tersebut mengatakan sedang meluncurkan tiga tes diagnostik mpox baru untuk daftar penggunaan darurat atau emergency use listing (EUL) dan juga berdiskusi dengan negara lain untuk memperluas ketersediaan alat diagnostik mpox.
Perusahaan farmasi Swiss, Roche, dan perusahaan diagnostik Amerika Serikat, Labcorp, termasuk di antara perusahaan yang berupaya meningkatkan kapasitas laboratorium pengujian untuk mpox.
Prosedur EUL adalah penilaian berbasis risiko terhadap vaksin, terapi, dan diagnostik yang tidak berlisensi untuk mempercepat ketersediaannya selama keadaan darurat kesehatan masyarakat.
Pada bulan Agustus, WHO meminta produsen untuk menyerahkan produk mereka untuk observasi darurat dan berdiskusi tentang perlunya diagnostik yang efektif, terutama pada kelompok rendah.
Kasus Pertama di Ghana
Sementara itu, layanan kesehatan di Ghana telah melaporkan kasus mpox pertama di negara itu tahun ini, tanpa mengungkapkan varian mana yang telah direkam.
Seorang pejabat kesehatan mengatakan pengujian sedang dilakukan untuk menentukan apakah virus mpox bentuk klade Ib telah memicu kekhawatiran global, karena tampaknya menyebar dengan cepat dan sedikit yang diketahui tentang jenis tersebut.
Ghana sebelumnya mencatat kasus mpox pada tahun 2022 dan 2023. "Pasien adalah seorang pria muda, dengan demam, ruam, dan nyeri tubuh. Dikatakan bahwa 25 kontak telah diidentifikasi dan sedang dipantau," bunyi pernyataan tersebut.
WHO menyatakan mpox sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat global untuk kedua kalinya dalam dua tahun pada bulan Agustus, menyusul wabah infeksi virus di Republik Demokratik Kongo yang telah menyebar ke negara-negara tetangga.
Dua jenis mpox tengah menyebar, varian klade I, yang endemik di beberapa wilayah Afrika Barat dan Tengah, dan klade Ib baru, yang menyebar lebih mudah melalui kontak dekat, termasuk hubungan seksual.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 3 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 4 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
- 5 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung