Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Waspadai Tensi Geopolitik

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi rawan koreksi pada awal pekan ini. Sentimen negatif eksternal diperkirakan lebih dominan ketimbang faktor positif dari dalam negeri.

Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, memperkirakan IHSG rawan koreksi ke kisaran pivot 7.050. Hal itu diperkuat dengan indikasi deathcross dari Stochastic RSI di overbought area. Dia memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Senin (8/8), bergerak di kisaran 6.980-7.095.

Faktor yang akan mempengaruhi pergerakan IHSG berasal dari tensi geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok menyusul kunjungan U.S. House Speaker, Nancy Pelosi ke Taiwan. Ketegangan tersebut dikhawatirkan berdampak negatif terhadap perdagangan global sehingga menjadi perhatian khusus pelaku pasar.

Dari domestik, sejumlah data positif domestik dapat mengimbangi sentimen negatif eksternal.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) jelang akhir pekan lalu ditutup naik menyusul perekonomian nasional yang masih tumbuh di atas lima persen pada kuartal II 2022. IHSG ditutup menguat 27,31 poin atau 0,39 persen ke posisi 7.084,66. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 4,03 poin atau 0,4 persen ke posisi 1.007,8.

"IHSG bergerak fluktuatif di saat rilis data ekonomi nasional yang mampu menjadi katalis positif. Namun di sisi lain, pasar juga diselimuti aksi profit taking dan khawatir proses akselerasi ekonomi mengalami perlambatan," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, Jumat (5/8).

Dibuka menguat, IHSG bergerak fluktuatif pada sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG nyaman berada di teritori positif hingga penutupan bursa saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, delapan sektor meningkat dimana sektor transportasi & logistik naik paling tinggi yaitu 2,42 persen, diikuti sektor infrastruktur dan sektor barang baku masing-masing 1,01 persen dan 0,78 persen.

Sedangkan tiga sektor terkoreksi dimana sektor perindustrian turun paling dalam yaitu minus 1,21 persen, diikuti sektor teknologi dan sektor kesehatan masing-masing minus 0,63 persen dan minus 0,53 persen.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top