Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perekonomian Dunia

Waspadai Tekanan Harga Komoditas terhadap Harga Pangan RI

Foto : ANTARA/GALIH PRADIPTA

RAPAT KERJA BERSAMA DPR I Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/1).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Meskipun inflasi dalam negeri masih cukup rendah dan terkendali, namun tekanan harga komoditas berpotensi mempengaruhi harga bahan makanan di Indonesia.

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, di Jakarta, Rabu (19/1), mengatakan sudah mulai melihat beberapa tekanan dari harga komoditas merembes ke dalam negeri, seperti minyak sawit mentah (CPO) kepada minyak goreng di Indonesia.

Dia juga mengingatkan pentingnya memperhatikan disrupsi pasokan global dan stagflasi yang bisa berpengaruh terhadap komoditas di Indonesia, karena merupakan salah satu risiko perekonomian dunia terkini.

Dengan inflasi yang masih relatif baik, fokus pemerintah adalah mengakselerasi pemulihan supaya lebih kuat lagi dan akan bisa bertahan saat terjadi tekanan harga yang kemungkinan akan terjadi pada periode 2022 ini.

"Ini yang menjadi strategi yang akan kami lihat," kata Menkeu.

Faktor eksternal, terutama lingkungan global, harus menjadi salah satu faktor yang terus diwaspadai untuk menjaga keberlanjutan pembangunan Indonesia.

Selain disrupsi pasokan dan potensi stagflasi, setidaknya terdapat tiga risiko penting lainnya yang mewarnai perekonomian global pada tahun 2022 dan 2023, yakni pengurangan pembelian aset (tapering) bank sentral AS, Federal Reserve, tapering di Eropa dan Inggris, dan perubahan kebijakan Tiongkok.

Maka dari itu, dalam menjaga pemulihan ekonomi, kehati-hatian sangat diperlukan karena perlu mempertimbangkan kondisi global, selain melihat keadaan domestik.

"Di dalam negeri pun sektor dan wilayahnya berbeda-beda pemulihannya, contohnya Bali yang sangat dalam efek terdampak Covid-19-nya karena sangat bergantung pada pariwisata. Begitu pula dengan sektor transportasi, hotel, dan restoran yang sangat rentan," kata Menkeu.

Kelangkaan Pangan

Sebelumnya, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia atau Food Agriculture Organization (FAO) memperingatkan akan ancaman kelangkaan pangan seiring dengan terganggunya distribusi rantai pasok akibat pandemi Covid-19 dan pengaruh perubahan iklim.

Lembaga PBB itu juga mencatat harga pangan dunia sepanjang 2021 melonjak 28 persen ke level tertinggi dalam satu dekade.

Berkaca dari tahun lalu, mereka memperkirakan tipisnya harapan akan harga pangan bisa kembali ke kondisi pasar yang lebih stabil pada tahun ini.

Indeks harga pangan FAO rata-rata 125,7 poin sepanjang tahun 2021 atau tertinggi sejak indeks menyentuk 131,9 pada 2011. Indeks tersebut melacak komoditas pangan yang paling banyak diperdagangkan secara global.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top