Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Waspadai Risiko Timbulnya Infeksi Daerah Operasi

Foto : ISTIMEWA

pemeriksaan

A   A   A   Pengaturan Font

Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Digestif & Tim penyusun Clinical Practice Guideline (CPG) IDO Dr. dr. Warsinggih, Sp.B-KBD, mengatakan, terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan faktor risiko terjadinya IDO. Penyakit bawaan atau komorbid menjadi faktor utama terjadinya IDO.

Beberapa risiko IDO adalah mereka yang mengalami hiperglikemia atau tingginya kadar glukosa darah yang tidak terkendali, gizi buruk, obesitas, gangguan sirkulasi iskemia atau kekurangan suplai oksigen ke organ atau jaringan, hipoksia yaitu kekurangan oksigen dalam jaringan, dan hipotermia atau suhu tubuh rendah. "Obesitas juga menjadi risiko utama sejumlah penyakit yang dapat mempengaruhi keberhasilan operasi," ujar dia.

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 peningkatan obesitas di Indonesia terjadi signifikan yakni sebesar 14,8 persen, dan data 2013 angkanya menjadi 21.8 persen. Seseorang dengan obesitas memiliki kemungkinan terjadi IDO sebesar 1,1 hingga 4,4 kali lipat menurut riset Thelwall Clink Microbiol Infect (2015).

Pada penderita obesitas peningkatan massa lemak mengakibatkan lemahnya sistim imun sehingga pasien rentan terhadap infeksi. Selain itu, adanya mikroorganisme dan faktor lingkungan lain di ruang operasi serta personil bedah yang kurang steril dapat meningkatkan risiko IDO.

"Terkait tata laksana pasca bedah, CPG IDO yang disusun oleh pada dikter ahli mengeluarkan rekomendasi antara lain melakukan penggantian balutan dan membersihkan luka 48 jam pasca bedah dan melakukan perawatan luka menggunakan balutan interaktif (modern dressing, advanced dressing) yang dilakukan secara selektif dan sesuai indikasi," papar Warsinggih.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top