Waspadai Potensi Eskalasi Konflik di Kosovo
Presiden Serbia Aleksandar Vucic.
Foto: ANTARA/Mikhail Metzel/TASS-OANASt. Petersburg - Situasi di Kosovo dapat meningkat kapan saja, karena ada tekanan terus-menerus dari otoritas Kosovo terhadap warga Serbia setempat, kata Wakil Perdana Menteri Serbia Aleksandar Vulin kepada Sputnik.
"Situasi ini bisa meningkat seketika. Ketika Anda menggunakan kekerasan terhadap orang Serbia, Anda tidak bisa berharap bahwa semua orang dan Serbia, terutama, hanya akan berdiri dan melihat; tentu saja kami tidak akan berdiam saja," kata Wakil PM Serbia itu.
Pada 10-12 September, Vulin mengambil bagian dalam pertemuan perwakilan tingkat tinggi negara-negara anggota BRICS+ yang bertanggung jawab atas masalah keamanan di Saint-Petersburg.
Vulin mengatakan kepada Sputnik pada Agustus bahwa BRICS adalah peluang bagi Serbia dan alternatif yang layak bagi Uni Eropa.
Menurut Vulin, BRICS--organisasi antar pemerintah yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan-- tidak menuntut apa pun dari Serbia tetapi dapat menawarkan lebih dari yang diminta oleh negara tersebut.
"Saya sangat terdorong oleh reaksi rekan-rekan saya di BRICS, mulai dari Sekretaris (Dewan Keamanan Rusia) [Sergei] Shoigu hingga menteri luar negeri China, Brasil, Afrika Selatan, Azerbaijan, dan lainnya," kata Vulin.
"Semua orang menunjukkan simpati yang kuat. namun dukungan yang kuat untuk Serbia dan sangat memahami apa yang diminta oleh rakyat Serbia dan apa yang diperjuangkan Serbia. Kami memperjuangkan kebangkitan hukum internasional," tambahnya.
Perdana Menteri Serbia Milos Vucevic mengatakan bahwa pemimpin Kosovo Albin Kurti telah meningkatkan tekanan di bagian utara Kosovo untuk memprovokasi konflik menjelang pemilihan parlemen di Kosovo.
Ketegangan terus meningkat di Kosovo, akibat rencana pihak berwenang untuk membuka jembatan antara bagian selatan kota Mitrovica yang mayoritas penduduknya orang Albania dan bagian utara kota Mitrovica yang mayoritas penduduknya Serbia untuk peningkatan lalu lintas kendaraan.
Presiden Serbia Aleksandar Vucic menyatakan telah meminta Pasukan Kosovo NATO untuk membantu mencegah potensi kekerasan.
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Haris Azhar Temukan Data Dugaan Politisasi Hukum di Pilkada Banten
- Ini Rekomendasi Liburan Akhir Pekan di Jakarta, Ada Konser K-pop 2NE1
- Kemenparekraf Aktivasi Keep the WonderxCo-Branding Wonderful Indonesia
- UMP DKI Jakarta 2025 Diumumkan Setelah Pilkada
- Trump Pilih Manajer Dana Lindung Nilai Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan AS