Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis
Neraca Ekspor-Impor

Waspadai Potensi Defisit Perdagangan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah perlu mewaspadai potensi defisit neraca perdagangan pada paruh kedua tahun ini. Sebab, setelah melewati kinerja mengesankan sejak pertengahan 2020, neraca perdagangan sekarang menunjukkan tanda-tanda pelemahan.

"Meskipun masih dalam wilayah surplus selama 32 bulan berturut-turut, neraca perdagangan tercatat sebesar 3,89 miliar dollar AS pada Desember 2022. Itu level surplus terendah sejak Mei 2022,"ungkap Ekonom Universitas Indonesia (UI), Teuku Riefky, kepada Koran Jakarta, Kamis (19/1).

Surplus perdagangan turun tipis dari level November 2022 sebesar 5,13 miliar dollar AS dan berada dalam tren penurunan sejak Oktober 2022. Penurunan surplus neraca perdagangan tersebut disebabkan oleh kenaikan impor yang tumbuh sebesar 5,15 persen dibandingkan bulan sebelumnya (mtm), sedangkan ekspor turun sebesar 1,09 persen (mtm).

Berdasarkan komponennya, terang dia, surplus perdagangan pada Desember 2022 digerakkan oleh surplus nonmigas sebesar 5,61 miliar dollar AS, sedangkan perdagangan migas mencatat defisit sebesar 1,72 miliar dollar AS.

Baca Juga :
Ekspor Kayu Manis

Penurunan harga komoditas, khususnya crude palm oil (CPO), batu bara, dan hasil minyak, serta pelemahan permintaan di mitra dagang utama Indonesia, seperti Tiongkok dan Amerika (AS), turut menyebabkan penurunan nilai ekspor. Di sisi lain, peningkatan impor pada Desember 2022 terutama didorong oleh permintaan impor migas yang naik sebesar 14,15 persen (mtm).
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top