Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengentasan Kemiskinan I Angka Kemiskinan di Perdesaan Lebih Tinggi Ketimbang di Perkotaan

Waspadai Penduduk Rentan Miskin

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Guncangan terhadap perekonomian akan menyeret kalangan masyarakat rentan miskin ke jurang kemiskinan.

Jakarta - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengakui angka kemiskinan di era pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla memang berhasil diturunkan hingga angka satu digit atau di bawah 10 persen. Namun, menurut INDEF, ada sejumlah catatan yang perlu menjadi perhatian.

"Meskipun pencapaian angka kemiskinan single digit, ada beberapa catatan. Pertama, masih ada sekitar 69 juta orang yang rentan miskin," ujar Pengamat ekonomi Indef, Rusli Abdullah di Jakarta, Rabu (13/3).

Seperti diketahui, penduduk rentan miskin adalah penduduk yang berada di atas garis kemiskinan sebesar 1,5 kali garis kemiskinan. Jadi, apabila garis kemiskinan 400.000 rupiah, maka penduduk rentan miskin berada pada pengeluaran 600.000 rupiah. Penduduk rentan miskin ini bisa jatuh miskin apabila terdapat gejolak ekonomi.

"Guncangan terhadap perekonomian akan menyeret mereka ke jurang kemiskinan. Guncangan itu bisa seperti kenaikan harga," kata Rusli.

Catatan berikutnya, lanjut Rusli, ketika kemiskinan memasuki angka satu digit, kebijakan penurunan angka kemiskinan memasuki fase tantangan the last mile problem yang memerlukan kebijakan penanggulangan yang ekstra, dibandingkan ketika mengurangi angka kemiskian di angka dua digit.

"Pada angka single digit terdapat kelompok penduduk yang masuk kategori kemiskinan kronis. Kemiskinan kronis diantaranya terdapat penduduk dengan latar belakang pendidikan rendah, difabel, dan sakit-sakitan," ujar Rusli.

Catatan ketiga yaitu angka kemiskinan di desa yang lebih tinggi dibandingkan di kota. Indeks keparahan dan kedalaman kemiskinan desa 2,32 juga lebih tinggi dibandingkan di kota 1,08. Artinya, jarak ke garis kemiskinan penduduk desa lebih lebar dibandingkan dengan penduduk kota.

"Bisa dikatakan, pengurangan kemiskinan di kota relatif lebih mudah dibandingkan dengan di desa, karena jarak pengeluaran penduduk miskin kota ke garis kemiskinan relatif lebih dekat dibandingkan dengan penduduk miskin di kota," kata Rusli.

Stabilitas Harga

Karena itu, dia menilai pemerintah harus menjaga harga-harga, terutama beras yang menyumbang 19 persen terhadap garis kemiskinan di kota dan 25 persen garis kemiskinan di desa. Kemudian kebijakan transfer tunai perlu dibarengi dengan peningkatan keterampilan (skill upscale) penduduk miskin, terutama untuk penduduk miskin kronis.

Pemerintah juga dinilai perlu melakukan ekstensifikasi kebijakan dana desa agar lebih bisa mendorong pengentasan kemiskinan di desa. Salah satunya adalah dengan menghubungkan dengan program-program kemiskinan nasional, provinsi, dan kabupaten.

Baca Juga :
Literasi Keuangan

"Kebijakan dana desa sebaiknya dijalankan sendiri tanpa melihat kebijakan dari kementerian atau lembaga lain. Hal ini mengingat indeks kedalaman kemiskinan di desa lebih tinggi dibandingkan di kota," ujar Rusli.

Badan Pusat Statistik mencatat persentase penduduk miskin pada September 2018 terus turun menjadi 9,66 persen dibandingkan Maret 2018 sebesar 9,82 persen. Ada penurunan kemiskinan sebesar 0,16 persen dibandingkan Maret 2018. Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top