Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dampak Pandemi - Proses Penciptaan Lapangan Kerja Belum Maksimal

Waspadai Lonjakan Pengangguran

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19 sampai saat ini dikhawatirkan mengganggu upaya pemulihan ekonomi nasional. Pandemi berpotensi membuat penciptaan lapangan kerja tidak maksimal sehingga berpeluang menambah angka pengangguran.

Peneliti Ekonomi Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, memperingatkan angka kemiskinan berpotensi meningkat. Prediksi itu didasarkan pada data tingkat kemiskinan pada Maret lalu yang meningkat menjadi 9,78 persen. Padahal, saat itu efek pandemi baru terasa.

Angka tersebut, lanjut Yusuf, lebih tinggi dibandingkan persentase penduduk miskin dalam dua tahun terakhir. "Artinya, pandemi yang baru terjadi satu bulan ketika itu (Maret), telah menghapus usaha penurunan penduduk miskin selama dua tahun ke belakang," ujarnya, di Jakarta, Senin (1/11).

Pertimbangan lainnya, lanjut, Yusuf, pada rilis pengangguran pada Agustus tahun lalu, terjadi peningkatan jumlah pengangguran sebesar 2,67 juta orang menjadi 9,77 juta orang.

Pada saat bersamaan, sambungnya, jumlah pekerja di sektor informal meningkat. Padahal, mereka sangat rentan untuk masuk ke kelompok kategori miskin karena karakteristik pekerja dengan upah tak tetap.

Yusuf menjelaskan, dengan proses pemulihan ekonomi yang berpeluang berangsur sampai dengan dua tahun ke depan, proses penciptaan lapangan kerja berpeluang juga tidak optimal. Karenanya, peluang lonjakan angka pengangguran masih cukup besar.

"Dengan kondisi ini, tanpa intervensi yang tepat dari pemerintah maka betul upaya untuk memenuhi target penurunan tingkat kemiskinan ekstrem dalam beberapa tahun ke depan menjadi tidak mudah," jelasnya.

Target Meleset

Sebelumnya, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia, Agung Firman Sampurna, menyatakan lima target dalam program tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) terancam tidak tercapai akibat adanya pandemi Covid-19. Salah satunya upaya mengakhiri kemiskinan ekstrem.

"Mengingat tekanan global saat ini maka beberapa SDG berada dalam bahaya tidak tercapai," katan y a awal pekan ini.

Agung memperingatkan krisis di bidang kesehatan tersebut memperburuk perekonomian dunia dan mendorong jutaan orang kembali ke dalam kemiskinan, memperburuk ketimpangan dan memaksa banyak orang untuk tetap tinggal atau kembali ke hidup dalam kemiskinan ekstrem.

"Hal ini dapat diukur dari kemampuan keluarga menyediakan kebutuhan seperti makanan dan pendidikan bagi anggota keluarganya," katanya.

Wabah, tambahnya, memperparah keadaan yang sebelumnya mengalami empat gangguan global lainnya seperti krisis keuangan pada 2008, dan krisis teknologi atau Industri 4.0 pada 2009, krisis politik pada 2016.

"Kita tidak punya pilihan, selain merangkul situasi dan membiasakannya dengan mengadaptasi normal baru," tegasnya.

ers/Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Antara

Komentar

Komentar
()

Top